PSM Makassar

Dua Laga, PSM Makassar Sudah Kumpulkan 9 Kartu Kuning

Penulis: Kaswadi Anwar
Editor: Sukmawati Ibrahim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SUPER LEAGUE - Bek PSM Makassar Aloisio Neto Soares ketika melawan Bhayangkara Lampung FC pada pekan kedua Super League 2025/2026 di Stadion PKOR Sumpah Pemuda, Bandar Lampung, Lampung, Sabtu (16/8/2025) sore. PSM Makassar menjadi salah satu tim pengoleksi kartu kuning terbanyak dari dua laga.

Kalau keras tanpa kartu, tak masalah, tapi kasar berujung kartu kuning atau merah.

Keberadaan banyak penggawa muda pun dinilai jadi tantangan, karena kontrol emosi dan pengalaman mereka masih terbatas.

“Perlu sering diberi tahu dan diajarkan bermain keras tapi terkendali agar tak rugikan tim,” tambahnya.

Menurutnya, keputusan wasit bisa berpengaruh, meski tidak terlalu besar karena kini telah ada Variable Assistant Referee (VAR).

VAR membantu memastikan keputusan wasit akurat.

“Kalau memang tak wajar bisa protes ke PSSI,” ujarnya.

Toni Ho pun menyarankan agar setiap kartu kuning diperhitungkan secara profesional, kalau perlu ada konsekuensi biaya.

Namun hal ini perlu disepakati sejak awal kontrak agar tak merugikan klub.

Baginya, penguasaan bola tanpa melanggar harus dilatih.

“Pemain harus cerdik, sabar, dan kontrol emosi,” pungkas mantan pelatih PSM dan Persipura ini.

Sementara Deputi Menpora The Macz Man, Muhammad Ibnu, menilai serbuan kartu kuning terjadi karena pola permainan tak jelas dan kesalahan passing.

Akibat salah oper, pemain terpaksa melakukan pelanggaran.

Menurutnya, musim lalu timnya bermain keras tetapi minim kartu karena pola main dan chemistry pemain lebih solid.

Ia berharap chemistry pemain PSM segera menyatu.

“Pemain belum saling memahami satu sama lain. Harapannya chemistry segera menyatu,” tutupnya.

Halaman
1234

Berita Terkini