TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah kecamatan mengeluhkan kondisi armada sampah.
Hal ini disampaikan para camat dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Makassar.
15 camat mengikuti raker secara bergantian.
Raker dilakukan sebagai tahapan menuju pembahasan APBD Perubahan 2025.
Sesi pertama ada Camat Bontoala, Camat Tamalanrea, Camat Ujung Pandang, Camat Tallo, Camat Wajo, Camat Rappocini, Camat Biringkanaya dan Camat Makassar.
Camat Bontoala, Andi Akhmad Muhajir mengungkap, armada sampah kerap mengantre lama saat proses perbaikan di UPT Perbengkelan Dinas Pekerjaan Umum.
Dua armada milik Kecamatan Bontoala saat ini masih belum selesai.
Padahal sudah sebulan lebih mobil tangkasaki tersebut dibawa ke bengkel PU.
"Kami punya 2 mobil sampah yang rusak, sedang diperbaiki di Dinas PU, ada kerusakan mesin. Sudah 1 bulan di sana," ucap Andi Akhmad Muhajir.
Baca juga: Walhi Sulsel Sebut Kajian Amdal PSEL Makassar Tak Lengkap, Ini Jawaban PT SUS
Keterlambatan pengerjaan armada tersebut menghambat pengangkutan sampah menuju ke TPA Tamangapa.
Sebagai alternatif sementara, armada yang lain dimaksimalkan agar mencegah penumpukan sampah di beberapa wilayah.
"Sehingga kami sarankan ke komisi A memberi perhatian khusus, karena dampaknya besar terhadap penjemput sampah. Tapi tetap kita pakai subsidi silang dengan menggunakan armada yang lain," jelasnya.
Bontoala memiliki 20 unit mobil tangkasaki, armada ini tersebar di 12 kelurahan.
Selain itu, Bontoala juga memiliki 56 unit motor viar.
Ini digunakan untuk mengumpulkan sampah utamanya di titik yang sulit dijangkau.
Pemeliharaan motor viar juga mendapati kendala dari segi ketersediaan anggaran.