10. Maluku Utara,
11. Papua Barat Daya, dan
12. Papua Barat.
Setelah mengunjungi semua provinsi itu di 4 pulau (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua), Dias menyadari jika masing-masing provinsi memiliki ciri khas tersendiri walaupun berada di pulau yang sama.
"Saya sadar bahwa semua provinsi berbeda, punya keunggulan yang berbeda, punya ciri khas yang berbeda, dan juga geografis yang sangat berbeda," kata Dias, diplomat Australia yang pernah ditugaskan di Uni Emirat Arab.
Dias bukan hanya telah mengunjungi provinsi di wilayah yurisdiksi Konsulat Jenderal Australia di Makassar, namun provinsi lain di Pulau Jawa dan Sumatera.
Dia sudah beberapa tahun tinggal di Indonesia.
Sebelum diangkat jadi konsulat jenderal, Dias menjabat Kepala Bagian Ekonomi, Perdagangan, dan Investasi Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia di Jakarta.
Tugas dan tinggal sementara di Makassar membuat Dias juga belajar bahasa Bugis dan Makassar.
Di awal dan akhir pidatonya, Selasa kemarin, pejabat karier di Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia itu menggunakan bahasa lokal untuk menyapa 200-an hadirin, termasuk bule Australia.
"Baji-baji-ji ki?," kata Dias bertanya dalam bahasa Makassar.
Terjemahannya adalah "Apakah anda semua dalam kondisi baik?"
Ucapan Dias disambut senyuman hadirin.
Dia mengajak para Knowledge and Innovation Exchange, terutama peneliti dari Australia tak hanya sekadar datang ke Makassar untuk hadir di acara itu.
"Harapan saya, tidak hanya hadir untuk acara ini, tapi berkesempatan keliling-keliling Makassar. Bisa mencicipi banyak makanan yang assipaki (enak), yang enak sekali," ujar Dias mempromosikan kuliner Makassar.