TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tingkat penghasilan masyarakat umumnya dinilai sejalan dengan kesejahteraan hidup.
Di Sulawesi Selatan (Sulsel) sendiri, data menunjukkan grafik berbeda.
Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) naik, namun angka kemiskinan justru turun.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat TPT mencapai 4,96 persen per Februari 2025.
Angka ini naik 0,6 persen dibanding Februari 2024 lalu.
Dalam hitungannya, pengangguran bertambah 8 ribu orang. Menyentuh angka 24 ribu orang.
Sementara jumlah penduduk miskin menurun.
Data Maret 2025, presentase penduduk miskin di Sulsel 698,13 ribu orang atau 7,60 persen.
Angka ini menurun 38,35 ribu orang atau 0,46 persen dibanding periode Maret 2024.
Baca juga: Angka Kemiskinan Tertinggi di Sulsel, Ketua DPRD Pangkep Soroti Data Penerima Bantuan yang Amburadul
Kepala BPS Sulsel Aryanto menjelaskan hubungan kemiskinan dengan tingkat pengangguran tidak terikat kausalitas.
"Kalau kemiskinan itu dilihat seberapa banyak masyarakat kita di bawah garis kemiskinan. Sedangkan pengangguran itu kita hitung sebarapa banyak orang yang di usia kerja, sementara tidak bekerja," jelas Aryanto kepada Tribun-Timur.com di Kantor Gubernur Sulsel pada Selasa (19/8/2025).
Sebagai contoh, ada kelompok masyarakat tercatat sebagai pekerja.
Hanya saja tetap terhitung miskin imbas penghasilan rendah.
Terdapat pula fenomena 'shifting' di Sulsel. Perkembangan teknologi memantik sebagian pekerjaan manusia digantikan mesin digital.
Kondisi ini memicu pengangguran meningkat.
Meski begitu, ekonomi tetap bertumbuh dengan kehadiran teknologi.
"Perekonomian kita banyak dilaksanakan berbagai teknologi informasi. Kan akhirnya ekonomi tumbuh tapi pengangguran akhirnya meningkat," ujar Aryanto.
"Semuanya pakai teknologi dan itu tidak bisa dibandingkan secara langsung gitu," tegasnya.
Terkait kenaikan jumlah penganggura,hal ini sebenarnya sudah tercatat di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulsel.
Meski begitu, peningkatan itu masih termasuk kategori pengangguran terbuka.
“Itu masih dalam konteks pengangguran terbuka, artinya masih memungkinkan untuk mendapat peluang kerja,” jelas Jayadi Nas beberapa waktu lalu.
Jayadi menyebut pengangguran terbuka dapat terjadi karena berbagai faktor.
Seperti habis masa kontrak kerja, pensiun, pindah tempat kerja, proses transisi, atau persoalan pribadi.
Meski angka pengangguran naik, Pemprov Sulsel tetap berupaya menciptakan lapangan kerja baru.
“Insyaallah, pemerintah tetap memikirkan terciptanya lapangan kerja sambil terus meng-upgrade kemampuan tenaga kerja kita,” katanya.
Pemprov Sulsel terus berupaya membuka lapangan pekerjaan menekan angka pengangguran.(*)