Kini, sosok Aswar Hasan, sang sahabat Rausyanfikr Atau intelektual organik (istilah Gramci) itu sudah berpulang. Ia meninggalkan begitu banyak pikiran dan gagasan kritis, yang menyadarkan kita tentang pengabdiannya yang tidak sia-sia selama hidup untuk mewujudkan tatanan publik yang ideal. Ia telah menjalankan fungsi sosial sebagai Rausyanfikr:menjaga moralitas publik, dan keinginan untuk mendorong perubahan sosial ke arah lebih baik.
Terkenang kembali sosok almarhum, pribadi yang dinamis, selalu kritis, dan tenang. Menjelang Kepergiannya, ia begitu produktif menulis. Artkel-artikel yang digulirkannya hampir setiap hari seolah diasiapkan sebagai bekal menghadap Ilahi, memberikan pesan terakhir tentang tugasnya yang telah ditunaikan sebagai amanah kemanusiaan dan keagamaan. Ia tentu ingin dengan suaranya itu, bangsa ini lebih baik. Selamat jalan sahabatku Aswar Hasan, hidupmu telah meninggalkan jejak amal dan keteladanan yang bermakna bagi umat dan orang banyak.***