TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) terus digencarkan oleh Perum Bulog Kantor Cabang Makassar.
Mereka menargetkan 98 ribu ton beras SPHP tersalurkan ke masyarakat hingga Desember 2025.
Pelepasan beras dilakukan untuk menekan lonjakan harga beras yang saat ini terbilang mahal.
Salah satu pelepasan beras SPHP dengan cara menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM).
GPM tersebut dlaksanakan di Benteng Rotterdam, Kota Makassar sejak 13-16 Agustus 2025.
Pemimpin Perum Bulog Kantor Cabang Makassar, Karmila Hasmin Marunta mengatakan, saat ini pihaknya tengah melaksanakan GPM bekerja sama dengan Dinas Koperasi Kota Makassar.
"Untuk kegiatan hari ini, kami membawa lima ton beras, dan alhamdulillah antusias masyarakat cukup baik,” katanya saat ditemui di Benteng Ford Rotterdam, Kota Makassar, Sabtu (16/8/2025).
Baca juga: Prabowo Sindir Pengusaha Nakal Kuasai Beras: Distorsi Ekonomi Tak Sesuai UUD 1945
Ia mengaku, tujuan utama kegiatan ini adalah menstabilkan harga pangan, khususnya beras, yang sempat melonjak di pasaran.
“Sejauh ini harga beras di pasar sudah mulai turun, dari Rp17 ribu per kilogram, kini bisa kita dapatkan dengan harga Rp12.500,” ungkapnya.
Bulog Makassar optimistis target penyaluran beras SPHP hingga 98 ribu ton dapat tercapai.
Dengan langkah ini, diharapkan masyarakat tetap mudah mendapatkan beras dengan harga terjangkau sekaligus menjaga stabilitas pangan di Sulsel.
Salah satu Pembeli beras SPHP, Aidil mengtakan cukup terbantu dengan adanya program ini.
Baca juga: 6.000 Ton Beras Tak Sesuai Standar, Bulog Salahkan Petani di Bone Tergesa-gesa Panen
Menurutnya, harga yang ditawarkan lebih terjangkau dibandingkan beras di pasaran sehingga bisa meringankan pengeluaran rumah tangganya.
"Kualitasnya juga bagus, jadi sangat membantu kebutuhan dapur sehari-hari,” katanya.
Ia berharap agar ketersediaan beras SPHP bisa terus dijaga dan distribusinya merata, sehingga semakin banyak warga yang merasakan manfaatnya.
“Semoga stoknya tidak cepat habis, dan bisa terus berlanjut supaya kami tidak terlalu terbebani dengan harga beras yang naik turun,” jelasnya.(*)