TRIBUN-TIMUR.COM, BULUKUMBA – Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf menegaskan Gerakan Pramuka harus menjadi garda terdepan membentuk karakter generasi muda di tengah ancaman digitalisasi, disrupsi teknologi, hingga maraknya judi online dan lunturnya nasionalisme.
Andi Utta sapaan Bupati Bulukumba memimpin Apel Besar Gerakan Pramuka dalam rangka peringatan Hari Pramuka ke-64 Tahun 2025 di Lapangan Pemuda, Kamis (14/8/2025).
Dalam sambutannya, Andi Utta mengatakan tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini semakin kompleks.
“Kita menghadapi arus digitalisasi global, disrupsi teknologi informasi, hingga berbagai ancaman sosial seperti maraknya judi online, bullying, penyalahgunaan narkoba, tawuran pelajar, pornografi, serta masuknya budaya asing yang perlahan mengikis semangat gotong royong dan nasionalisme generasi muda,” ujarnya.
Menghadapi tantangan tersebut, kata Andi Utta, Gerakan Pramuka harus hadir sebagai solusi strategis untuk membentuk karakter generasi muda yang tangguh, berintegritas, dan berwawasan kebangsaan.
“Generasi muda harus siap menghadapi perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia,” tegasnya.
Ia menambahkan, sebagai organisasi pendidikan nonformal, Gerakan Pramuka memiliki peran penting dalam mendukung program pemerintah.
Khususnya dalam pembinaan generasi muda melalui pendidikan karakter.
Gerakan Pramuka juga diharapkan mampu memberikan pendidikan keterampilan hidup (life skill), keterampilan lunak (soft skill), dan keterampilan teknis (hard skill).
Serta penguatan kecerdasan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik.
Tujuannya, agar anggota Pramuka dapat menjadi kader pemimpin bangsa yang paripurna.
Sehari sebelumnya, Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Bulukumba, Andi Edy Manaf, mengunjungi sejumlah lokasi perkemahan.
Wakil Bupati Bulukumba itu menilai perlu adanya pembenahan wawasan kebangsaan bagi peserta didik.
“Banyak siswa Pramuka yang bahkan tidak tahu nama Menteri Pendidikan atau tokoh-tokoh nasional. Ini karena mereka terlalu disibukkan dengan media sosial yang minim nilai edukasi,” kata politisi Partai Amanat Nasional tersebut.
Menurut Edy, para tenaga pendidik di sekolah perlu menyempurnakan kurikulum agar nasionalisme siswa dibangun sejak dini.
Ia menilai ruang edukasi kebangsaan telah direduksi oleh penggunaan media sosial yang kurang mendidik, sehingga semangat nasionalisme perlahan memudar.
Nilai toleransi, semangat kebangsaan, keteladanan, serta sikap menghormati sesama dan orang tua pun, lanjutnya, mulai hilang dari diri sebagian siswa.
“Organisasi Pramuka harus menguatkan Empat Pilar Kebangsaan dan bertransformasi ke depan dengan mengedepankan kerja sama, empati, kreativitas, serta inovasi di segala bidang,” ujarnya.
Pada apel tersebut, Andi Utta juga menyerahkan Lencana Melati kepada Wakil Bupati Andi Edy Manaf selaku Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Bulukumba.
Lencana Melati merupakan penghargaan tertinggi dari Kwartir Nasional (Kwarnas) kepada seseorang yang dinilai telah memberikan jasa besar dan bermanfaat bagi perkembangan Gerakan Pramuka, baik di Indonesia maupun dunia.
Selain Edy Manaf, sejumlah pembina Pramuka juga menerima piagam penghargaan dari Kwarnas dan Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Sulawesi Selatan. (*)