Tribun Wisata

Uniknya Kampung Tua Bitombang Selayar, Tiang Rumah Warga Setinggi 10 Meter

Penulis: Samsul Bahri
Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KAMPUNG TUA - Rumah panggung warga Kampung Tua Bitombang, Kelurahan Bontobangun, Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar. Sebagian besar tiang rumah panggung masyarakat di daerah ini memiliki ketinggian 7 hingga 10 meter.

TRIBUN-TIMUR.COM, SELAYAR - Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan tak hanya dikenal miliki pariwisata bahari yang eksotis.

Daerah yang terpisah dari daratan Sulawesi Selatan ini juga memiliki kekayaan kebudayaan.

Salah satunya yakni perkampungan tua, Kampung Tua Bitombang.

Lokasinya berada di di Kelurahan Bontobangun, Kecamatan Bontoharu.

Jaraknya dari Ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar, Benteng sekitar tujuh hingga 10 kilometer dengan jarak waktu tempuh 20-30 menit.

Yang unik dari perkampungan tersebut yakni rumah-rumah warga umumnya rumah panggung.

Ada sekitar 80 persen rumah panggung.

Rumah kayu yang berdiri kokoh di atas bukit terjal.

Baca juga: Kepulauan Selayar Terdampak Sampah Kiriman Sejumlah Daerah di Indonesia

Setiap rumah panggung memiliki keunikan tersendiri.

Tiang-tiang yang digunakan menjulang tinggi.

Tiang rumah-rumah warga panjangnya antara 7 meter hingga 10 meter.

Tiang rumah itu tentu berbeda dengan rumah panggung pada umumnya di Sulawesi Selatan.

"Salah satu alasan masyarakat di sini menggunakan tiang tinggi karena berada di bukit-bukit, lokasi pendirian rumah tak rata," kata Hasbullah warga Selayar, Senin (4/8/2025).

KAMPUNG TUA - Rumah panggung warga Kampung Tua Bitombang, Kelurahan Bontobangun, Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar. Sebagian besar tiang rumah panggung masyarakat di daerah ini memiliki ketinggian 7 hingga 10 meter.

Separuh badan rumah panggung masyarakat di atas tebing.

Rumah-rumah itu tetap kokoh layaknya rumah panggung di dataran rendah.

Sebagian besar tiang rumah warga tak lurus. Setiap tiang rumah hampir satu batang pohon.

Tiang rumah tak sembarang. Tiang rumah berasal dari pohon pilihan, seperti kayu bitti, kayu besi dan kayu jati super.

"Tiang rumah di sini tidak sembarang, harus kuat terhadap kondisi alam, mislanya kuat menopang saat angin kencang ataupun gempa," ungkap Hasbullah.

Sementara seorang staf Kementerian Kebudayaan yang berdomisili di Selayar bernama Ramlan mengungkapkan bahwa masyarakat Bitombang membuat rumah panggung yang tiangnya menjulang karena dilatari sejarah pada masa lampau.

"Orang tua kita dulu membuat rumah yang tiangnya tinggi karena menghindari binatang buas, di sini banyak babi hutan," katanya.

Sehingga bagian ruang keluarga dan bagian dapur tiangnya harus tinggi.

Berbeda bagian teras rumah mereka yang lebih cendrung pendek. Sebab bertumpu pada bagian bukit.

Suasana di perkampungan tua tersebut, berbeda dengan perkampungan masyarakat umum di Selayar lainnya yang nuansa modernitas cukup terasa.

Hingar bingar nuansa moderen, suara bising kendaraan hingga musik dari rumah-rumah warga terdengar jelas.

Di kampung Tua Bitombang ini, sunyi senyap, hanya hempasan angin menembus celah-celah pohon masuk dalam dinding rumah warga.

Tak banyak masyarakat berkeliaran di halaman rumah warga, hanya ada beberapa orang duduk di teras rumah kayu berbincang.

Sebagian besar, masyarakat berkatifitas di kebun.

Pendapatan masyarakat di kampung Tua Bitombang adalah hidup dari hasil kebun, kelapa, jambu mente dan tanaman lainnya.

Berada di perkampungan tersebut solah tak berada di tengah laut.

Bukit dan gunung solah tak ada ujungnya.

Kondisi geografis memaksa pengguna smartphone tak bisa berinteraksi.

Sebab jaringan internet seluler sulit ditemukan di daerah tersebut.

Jumlah penduduk Kelurahan Bontobangun di Kabupaten Kepulauan Selayar sebanyak 3.103 jiwa.

Sedang luas wilayah Bontobangun sebesar 51,91 km⊃2;. (*)

 

Berita Terkini