Awal Mula Perselisihan Atalia Praratya Istri Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DPR RI - Anggota Komisi VIII DPR RI Atalia Praratya dan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. Atalia sempat mengangkat isu kebijakan Dedi Mulyadi yang menetapkan jumlah rombongan belajar (rombel) di SMA meningkat dari 36 menjadi 50 siswa. Kebijakan ini dinilai berpotensi berdampak pada mutu pendidikan di daerah. Dedi Mulyadi kemudian menjawab kritik tersebut.

TRIBUN-TIMUR.COM - Awal mula perselisihan Atalia Praratya istri Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.

Atalia Praratya Anggota DPR RI, Ridwan Kamil mantan Gubernur Jabar dan Dedi Mulyadi Gubernur Jabar.

Atalia Praratya dan Dedi Mulyadi saling singgung.

Berawal kritikan Atalia Praratya  soal satu kelas 50 siswa.

Dedi Mulyadi membalas.

Ia menyinggung soal pembangunan sekolah.

Dedi Mulyadi menginisiasi kebijakan perbolehkan jumlah siswa dalam satu kelas di SMA negeri mencapai 50 orang.

Jumlah ini naik dari 36 siswa.

Kebijakan diberlakukan mulai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025.

Disebut sebagai solusi darurat untuk mencegah anak-anak Jawa Barat putus sekolah.

Istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya, mengkritik kebijakan ini.

Kebijakan itu dinilai berpotensi menurunkan kualitas pembelajaran.

Atalia Praratya kini menjabat sebagai anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar.

Ia terpilih dari Daerah Pemilihan Jawa Barat I (Kota Bandung dan Cimahi) untuk periode 2024–2029.

Dalam kunjungan ke Sekolah Rakyat Cimahi pada Kamis (31/7/2025), wanita 51 tahun meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengkaji ulang kebijakan satu kelas 50 siswa.

Menurutnya, sejumlah guru sekolah negeri kesulitan mengelola siswa.

"Bagaimana mungkin anak-anak bisa nyaman kalau mereka duduk berhimpitan, belum gerahnya, belum aktivitas lainnya," ucapnya, dikutip dari TribunJabar.id.

Atalia berharap Pemprov Jabar mengutamakan kualitas pendidikan dibanding kuantitas siswa diterima di SMA Negeri.

"Bayangkan ngurus anak yang 25 itu saja repot apalagi dua kali lipat apalagi di masa-masa mereka itu adalah usia remaja," tandasnya.

Setelah mendengar kritik dari Atalia, Dedi Mulyadi membongkar minimnya pembangunan sekolah pada 2020 hingga 2025.

Dedi Mulyadi membuat kebijakan tersebut karena ketimpangan jumlah siswa dan SMA di Jawa Barat.

Selama lima tahun, hanya ada 50 unit sekolah negeri dibangun.

Pada periode itu Jabar dipimpin Ridwan Kamil menjabat sejak 5 September 2018 hingga 5 September 2023.

Kemudian Jabar dipimpin Penjabat (Pj) Gubernur Bey Machmudin dari 5 September 2023 hingga 20 Februari 2025.

Dedi Mulyadi dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat pada 20 Februari 2025.

Politisi Partai Gerindra ini menegaskan kebijakan satu kelas berisi 43 hingga 50 siswa hanya diterpakan di 38 SMA Negeri di Jawa Barat.

"Itu pun kami lakukan terpaksa, dibanding mereka tidak sekolah."

"Mereka tinggal rumahnya dekat sekolah, jadi kalau harus bergeser ke tempat lain yang jauh bisa jadi mereka putus sekolah," katanya, Sabtu (2/8/2025). 

Dari 800 ribuan siswa di Jawa Barat yang harus masuk SMA, kapasitas sekolah negeri hanya 40 persen.

"2021 hanya membangun sekolah SMA dua unit, 2022 hanya membangun satu unit, 2023 membangun enam unit yaitu satu satu SMA, tiga SMK dan dua SLB, 2024 membangun lima unit satu SLB, tiga SMA san satu SMK dan 2025 membangun 15 unit, 11 SMA, dua SLB dan dua SMK," kata dia.

Ke depan, Dedi Mulyadi akan membangun 50 sekolah negeri di Jawa Barat.

"Saya ucapkan terima kasih atas kepeduliannya kepada dunia pendidikan di Jawa Barat, salam hormat buat RK (Ridwan Kamil) semoga bapak dan ibu sehat dan bahagia selalu," katanya.

Netizen Banjiri Instagram Atalia Praratya dengan Komentar Pedas

Kolom komentar sejumlah postingan di akun instagram Atalia Praratya @ataliapr dibanjiri komentar pedas netizen.

Sebagian besar menyinggung soal pernyataan Anggota Komisi VIII DPR RI itu soal rombongan belajar di sekolah di Jabar.

Sebelumnya, Atalia mengangkat isu kebijakan Dedi Mulyadi, menetapkan jumlah maksimal rombongan belajar (rombel) di tingkat SMA dari 36 menjadi 50 siswa.

Kebijakan ini dinilai Atalia berpotensi berdampak pada mutu pendidikan di daerah.

Namun demikian, sebagian netizen memiliki pandangan lain.

Mereka sepakat dengan kebijakan Dedi Mulyadi dan menyatakannya melalui komentar di instagram Atalia.

Dalam postingan Atalia soal kemerdekaan Palestina, sejumlah netizen pun meluapkan kritik pedasnya, Tak tanggung-tanggung, sampai menyinggung permasalahan yang tengah menimpa Ridwan Kamil dengan selebgram bernama Lisa Mariana.

Contohnya akun @edensikuyab*** yang menulis, "Saya kesini karena KDM Saha NU sarua like dan komen."

@dewieatma*** kemudian menulis, "Kemaren kasian simpati sama ibu pas mengkritik kinerja GUBERNUR BAPA AINK @dedimulyadi71 ah males jadi ilfiil lah, heran di indo mah ada pejabat amanah pro rakyat malah di kritik, giliran gubernur jabar kamari teu baleg, kamana wae."

 
"Dana hibah jaman rk kenapa gak dipake buat bangun sekolah dan ibu sebagai istrinya kenapa gak kritis," kata @explore2***.

"Kritik KDM ehh malah terbongkar borok pemerintah sebelumnya," tulis @galuhgar***.

"Ibu mengkritisi gubernur skrg tp knp gubernur kmrn tak di kritisi? Sy merasa pny gubernur pas gubernurnya Bpk @dedimulyadi71," ujar @afifahtusz***.

"Ibu punten, Tapi sy Tetap dukung kebijakan KDM. Karena baru di periode skrg saya merasakan JABAR punya sosok GUBERNUR yg benar2 membela rakyat. Soalnya Gubernur yg kemaren sibuk sama ikan paus." kata @gynnalici***.

Tidak pandang lokasi untuk mendaratkan komentar pedasnya, bahkan netizen melakukan hal serupa di postingan soal kepergian putra sulung Atalia dan Ridwan Kamil, yang diunggah pada 2024 lalu.

"ANDA TIDAK SEBANDING DENGAN KDM. Anda tidak usah menyenggol KDM," kata @kierou.sen***.

@renata.send*** mengatakan,"Atos bu teu kedah nyenggol2 kinerja orang, da can puguh kinerja suami ibu kamari sae, nu aya kalah kabuka borok na sibuk sareng ani2 eh simpenan."

"Sebelum mengkritik yg diluar mendingan kritik yg di dlm bu," tulis @nengeva_ast***.

"bu atalia trus eta selama kang emil jadi gubernur gawe na naon wae malah teu kanyahoan nyimpen ani ani no simpen yes," tulis @dkraton***.

@syahrunar*** menulis "enteung bu ngacaa wkwkwkw ulah caper lah ngewa, eta salaki kritik mah salaki." 

"jabar istimewa di era kdm bukan di era rk.catat itu bu," kata @muhit***.

"Merasa punya gubernur semenjak kang @dedimulyadi71 jadi jabar 1.. gubernur yang dulu kerjaa nya mgapain aja ya wkwk," tulis @eriekmaul***.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com 

Berita Terkini