TRIBUN-TIMUR.COM – Beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oplosan pernah ditemukan di toko beras di Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kepala Bulog Baubau, Muthain, mengatakan beras oplosan dijual lebih mahal.
“Beras SPHP oplosan ditemukan karena Bulog tidak menyalurkan beras SPHP sejak akhir Maret 2025,” ujarnya, Kamis (17/7/2025).
Beras SPHP beredar Maret–Juli diduga ilegal karena tidak disalurkan Bulog.
Ia menduga oknum mengemas beras non-SPHP menggunakan karung SPHP.
“Karung SPHP diisi beras dari daerah lain sehingga harganya tinggi. Di Baubau, ini jadi kendala,” jelasnya.
Harga beras oplosan sekitar Rp70 ribu per 5 kilogram.
Harga itu ditanyakan pembeli ke Bulog Baubau.
Baca juga: Harga Beras di Makassar Tembus Rp400 Ribu per 25 Kg, Warga Menjerit
Setelah ditelusuri, beras dikemas pakai karung bekas SPHP.
Muthain menyebut pernah menemukan beras SPHP dijual Rp70 ribu per 5 kg, tapi beratnya tidak sampai 5 kg.
Pemerintah sudah memberi instruksi penyaluran kembali beras SPHP ke masyarakat.
Kenaikan harga beras diduga akibat belum beredarnya SPHP resmi di pasaran.
“Jumlah stok tergantung permintaan. Kami sudah mulai pengemasan 5 kg,” kata Muthain.
Distribusi mengacu petunjuk teknis, mengutamakan pengecer pasar, koperasi Desa Merah Putih, outlet binaan pemerintah, dan Gerakan Pangan Murah (GPM).
Bulog Baubau menyiapkan 100 ton beras SPHP ke Kota Baubau, Buton, Buton Tengah, dan Buton Selatan. (*)