Para pedagang berharap aspirasi mereka tidak lagi diabaikan.
Mereka meminta pemerintah untuk benar-benar turun ke lapangan, melihat langsung kondisi yang terjadi, dan mempertimbangkan kembali kebijakan relokasi tersebut.
Pernah Ricuh
Sebelumnya, proses relokasi pedagang Pasar Terong pada Oktober 2022, ricuh.
Pedagang yang saban hari berjualan di depan Masjid Raudatul Muflihin menolak direlokasi ke dalam pasar.
Mereka yang didominasi perempuan atau kaum emak-emak pun memprotes upaya relokasi itu.
Bahkan, salah satu dari mereka mengamuk hingga menghamburkan dagangannya ke jalanan.
Lurah Wajo Baru pada saat uty, Burhanuddin mengatakan pedagang dipindahkan karena pengurus masjid merasa terganggu dengan aktivitas di depan masjid.
"Keberadaan pedagang yang tiap hari berjualan di depan masjid sangat mengganggu jamaah yang mau salat karena macet dan mengambil area parkiran," kata Burhanuddin.
Burhanuddin juga mengaku pihaknya telah melakukan tindakan persuasif dan mediasi dan sudah memberikan peringatan sebanyak tiga kali.
Namun para pedagang itu kata dia, tetap berjualan.
Sehingga dilakukan langkah tegas yakni tempat jualannya diamankan untuk dipindahkan.
Mereka, lanjut Burhanuddin, tidak digusur tapi direlokasi ke dalam pasar supaya Pasar Terong berfungsi.(*)