Bom Ikan Meledak di Bulukumba

Bom Ikan Bahaya di Darat dan Laut, Dosen Fisika UNM Ungkap Proses Reaksi Ledakan

Penulis: Faqih Imtiyaaz
Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILLEGAL FISHING – Satuan Polairud Polres Luwu Timur berhasil mengungkap kasus illegal fishing di Perairan Teluk Bone, Desa Balo-Balo, Kecamatan Wotu, Selasa (7/5/2025). Pelaku diduga menggunakan bom ikan.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ledakan bom ikan memakan korban jiwa di Kabupaten Bulukumba.

Jusmawati, Warga Desa Lolisang Kabupaten Bulukumba tewas diduga terkena ledakan bom ikan.

Dosen Fisika Universitas Negeri Makassar (UNM) Irhamsyah Hamid menjelaskan bom ikan merupakan alat tangkap rakitan yang memanfaatkan bahan peledak.

"Ammonium nitrat atau potassium klorat, yang dicampur dengan bahan bakar seperti solar atau minyak tanah," ujar Irhamsyah Hamid kepada Tribun-Timur.com pada Selasa (2/7/2025).

Ammonium nitrat merupakan pupuk pertanian yang bisa berubah menjadi bahan peledak bila dicampur bahan tertentu.

Campuran lainnya seperti potasium klorat (KClO₃) dari korek api atau pestisid.

Kemudian solar atau minyak tanah kerap digunakan sebagai bahan bakar.

Baca juga: Warga Bulukumba Tewas Gegara Bom Ikan? Ini Alasan Kenapa Tangkap Ikan dengan Bom Ikan Dilarang

Begitu juga dengan serbuk aluminium atau serbuk belerang  untuk meningkatkan daya ledak.

Bahkan dalam menambah daya ledak terkadang digunakan paku, mur, baut, maupun serpihan logam
Campuran bahan ini umumnya kemudian dimasukkan kedalam botol atau pipa PVC.

Dalam prakteknya banyak digunakan nelayan dengan menyalakan sumbu sebelum dilempar ke laut.

Ledakan kemudian menghasilkan gelombang kejut yang mematikan ikan secara massal.

"Begitu juga menghancurkan ekosistem terumbu karang secara permanen," jelasnya.

Irham menyebut tidak sedikit juga kasus adanya ledakan bahkan sebelum digunakan.

Hal tersebut seperti yang terjadi di Desa Lolisang, Bulukumba. 

Bom Ikan meledak di rumah warga sebelum digunakan.

Halaman
123

Berita Terkini