TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Dinas Pendidikan (Disdik) Sulawesi Selatan (Sulsel) membuka peluang penambahan rombongan belajar (rombel) di sekolah negeri.
Hal ini menyusul tingginya jumlah peserta didik yang belum tertampung pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2025.
Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Iqbal Najmuddin, mengatakan penambahan rombel masih memungkinkan dilakukan, namun tetap melalui mekanisme dari Kementerian Pendidikan.
“Kalau itu dimungkinkan, tapi tentu dengan persetujuan dari pusat. Karena kementerian sudah menetapkan jumlah rombel untuk seluruh sekolah di Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan,” katanya, Selasa (2/7/2025).
Menurutnya, jika ada desakan masyarakat karena masih banyak anak belum tertampung di sekolah negeri, pihaknya akan mempertimbangkan pengajuan penambahan rombel.
“Misalnya kita mau arahkan ke sekolah swasta tapi orang tua tetap maunya di sekolah negeri, ya kita akan pertimbangkan. Tapi syaratnya, kita lihat dulu apakah sekolah itu masih punya ruang kelas atau tidak," ungkapnya.
"Kalau tidak ada, ya tidak memungkinkan, karena mau belajar di mana kalau kelasnya tidak ada,” tambah Iqbal.
Baca juga: Website SPMB SMP di Makassar Ngadat, Pendaftaran Bisa Diperpanjang
Iqbal juga mengimbau para orang tua agar terbuka menyekolahkan anak di sekolah swasta, terutama jika sekolah negeri di sekitar tempat tinggal sudah penuh.
“Silakan pilih sekolah swasta yang dekat rumahnya. Jangan memaksakan masuk ke negeri kalau kapasitasnya sudah tidak mencukupi,” ujarnya.
Jika memungkinkan untuk penambahan rombel, lanjut Iqbal, kebijakan ini berlaku untuk semua sekolah, bukan hanya daerah tertentu.
“Kalau ada peluang dan ruangnya memungkinkan, tentu akan kita usulkan sesuai aturan. Tapi kembali lagi, ini butuh persetujuan pusat,” jelasnya.
Ketua Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan, Prof Arismunandar, angkat bicara soal polemik daya tampung sekolah negeri yang tidak sebanding dengan jumlah pendaftar di Makassar.
Menurut Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Makassar (UNM) ini, ketimpangan tersebut terjadi setiap tahun dan semestinya jadi perhatian bersama.
"Jumlah pendaftar memang selalu lebih banyak dari kuota, itu sudah jadi hal biasa. Tapi ini menunjukkan pentingnya kehadiran dan peran sekolah swasta," katanya.
Data menunjukkan, jumlah pendaftar SMA negeri di Makassar mencapai hampir 20 ribu siswa. Namun, kursi yang tersedia hanya sekitar 8 ribu. Artinya, lebih dari setengah pendaftar berpotensi tidak tertampung di sekolah negeri.