Beranggotakan 500 personel, terdiri dari Detasemen Nanggala (Grup-1 Kopassandha) 265 anggota dan Detasemen Tempur-2 (Grup-2 Kopassandha) 235 anggota.
Sedangkan Mayor Inf Atang Sutresna ditunjuk sebagai Komandan Detasemen Tempur-1, dengan jabatan di kesatuan adalah Kasi-3 di Grup-1 Kopassandha.
Pada 6 Desember 1975, Detasemen Tempur-1 Satgas Nanggala V berangkat ke medan operasi dengan misi merebut Kota Dili.
Selain mendapat tugas tambahan yakni membantu mengamankan prajurit Korps Marinir yang akan mendarat melalui jalur laut dan mengibarkan bendera Merah Putih untuk memberi tanda lokasi yang sudah dikuasai dari tangan musuh.
Pasukan diterbangkan melalui Lapangan Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur, menuju ke Lapangan Udara Iswahyudi Madiun di Jawa Timur.
Perjalanan masih berlanjut pada tanggal 7 Desember, dilanjutkan dengan pesawat Hercules terbang di atas Kota Dili.
Berada di pesawat pertama C-130 Hercules Komandan Satgas Nanggala V Letkol Inf Soegito dan Komandan Detasemen Tempur-1 Mayor Inf Atang Sutresna.
5. Penerjunan & Pertempuran Awal
Tepat pada pukul 04.30 WIT, serbuan Lintas udara dimulai, satu persatu prajurit keluar dari setiap pesawat Hercules yang terbang rendah.
Sebanyak 190 prajurit Kopassandha berhasil diterjunkan dari atas Kota Dili.
Sementara 72 prajurit lainnya, batal diterjunkan karena dasyatnya tembakan dari pihak milisi Falintil.
Bahkan tembakan mengenai badan pesawat, dengan menggugurkan satu anggota loadmaster.
6. Serangan Balasan & Pengibaran Merah Putih
Begitu payung mengembang Mayor Inf Atang Sutresna bersama 190 prajurit Kopassandha, langsung disambut tembakan gencar membahana dari arah bawah.
Pertempuran berlangsung sebelum pasukan Kopassandha mendarat.
Proyektil berseliweran di samping para peterjun, ada yang mengenai parasut bahkan beberapa orang mengalami luka tembak dan gugur, sebelum mendarat.
Mayor Inf Atang Sutresna dan beberapa anggotanya yang selamat mendarat.
Segera memerintahkan dua anggota Koptu Sugeng dan Koptu Suhar Winata bergerak maju untuk merebut tempat-tempat strategis.
Di bawah hujan tembakan musuh, Mayor Inf Atang Sutresna perintahkan kedua anggotanya untuk mengibarkan bendera Merah Putih.
Namun upaya tersebut sulit dilakukan mengingat tempat pengibaran bendera berada di tengah lapangan kantor gubernur.
Lokasinya yang sangat terbuka membuat ketiganya rawan terkena tembakan musuh.
Meski begitu, Mayor Inf Atang tidak putus asa, dengan gigih ia memberikan tembakan perlindungan untuk kedua anggotanya, sekaligus mengalihkan perhatian musuh.
Sementara itu, Koptu Sugeng dan Koptu Suhar Winata dengan cepat berlari menuju tiang bendera.
Keduanya langsung menurunkan bendera Fretilin dan menggantinya dengan bendera Merah Putih.
7. Pengibaran Sukses Meski Terluka
Namun, bendera baru naik setengah tiang, tiba-tiba Koptu Sugeng merasakan ada peluru musuh yang mengenai kakinya.
Meski begitu, tidak meruntuhkan moral kedua prajurit Kopassus.
Keduanya tetap mengerek bendera Merah Putih hingga mencapai puncaknya.
Setelah berhasil menaikkan Merah Putih, keduanya kemudian berlindung.
Dalam posisi berlindung, Koptu Sugeng memeriksa kakinya.
Beruntung, peluru hanya mengenai kantong minumannya.
Setelah Bendera Merah Putih Berkibar, Mayor Inf Atang Sutresna bersama beberapa anggotanya mengejar para penembak yang bersembunyi di salah satu bangunan yang berwarna merah.
Di tengah desingan peluru Mayor Inf Atang Sutresna secara perlahan bergerak mendekati persembunyian musuh.
Tindakan tersebut dilakukan untuk menghentikan tembakan musuh yang sangat gencar.
Meski sempat dilarang oleh Koptu Sugeng. Namun Mayor Inf Atang Sutresna tetap pada pendiriannya, dengan berusaha keluar dari tempat perlindungan.
8. Gugurnya Mayor Atang & Penghormatan Negara
Kekhawatiran kedua anak buahnya menjadi kenyataan.
Baru 25 meter bergerak, peluru milisi Falintil menembus perut Mayor Inf Atang Sutresna.
Disusul peluru kedua mengenai leher tembus kepala.
Tembakan telak itu mengakibatkan gugurnya Mayor Inf Atang Sutresna.
Atas jasa dan keberaniannya dalam pertempuran jenazahnya dimakamkan di TMP Kalibata.
Kemudian pada 20 September 1979 pemerintah Indonesia menganugerahi Satyalancana Bintang Sakti dan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Letkol Inf (Anumerta) Atang Sutresna.
Nama Letkol (Anm) Atang Sutresna diabadikan menjadi sebuah stadion di Markas Kopassus untuk mengenang kegigihan dan semangat pantang menyerahnya membela merah putih sampai darah penghabisan. (Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin)