TRIBUN-TIMUR.COM - Inilah kisah dua prajurit terbaik Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang gugur di medan operasi.
Mereka bernama Prada Heroik dan Pratu Hartono.
Prada Heroik dan Pratu Hartono gugur saat bertugas di Nanggroe Aceh Darussalam pada Maret 2004.
Kisah Prada Heroik dan Pratu Hartono dikisahkan Penerangan Kopassus (Penkopassus) pada Rabu, 12 Februari 2025.
Dilansir Tribun-Timur.com, Kamis (13/2/2025) dari Penerangan Kopassus (Penkopassus), pada tanggal 25 Maret 2004, Tim Gading 3 Pimpinan Letda Inf Richard Sangari kembali dari patroli selama 10 hari di Bukit Selamat dan Bukit Hitam, Aceh Timur.
Ketika tiba di pos sekitar pukul 16.00 WIB, Dantim Gading 3 Letda Inf Richard Sangari mendapat perintah operasi dari Danki Gading Kapten Inf Agung Udaya untuk melakukan penyergapan kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Bukit Teteh Rantau Panjang, Aceh Timur.
Selanjutnya, Dantim Gading 3 Letda Inf Richard Sangari mengumpulkan prajurit dan menyampaikan Perintah Operasi serta pembagian tugas-tugas kelompok.
Pada momen itu juga, direncanakan pukul 03.00 WIB tanggal 26 Maret 2004 mulai bergerak menuju sasaran.
Pada pukul 23.00 WIB, Letda Inf Richard Sangari dibangunkan oleh Prada Heroik.
Rupanya, Prada Heroik meminta ikut Patroli Dantim.
"Ijin Danton, saya sudah diijinkan oleh Danki untuk ikut patroli, masa saya hanya di Komando Kompi saja. Saya akan patroli Dantim," kata Prada Heroik.
Mendengar hal itu, Letda Inf Richard Sangari memerintahkan Prada Heroik untuk bersiap.
Pada pukul 03.00 WIB tanggal 26 Maret 2004, Dantim Gading 3 Letda Inf Richard Sangari memimpin patroli menuju sasaran.
Selanjutnya pada pukul 05.15 WIB, Tim Gading 3 pun sudah tiba di titik pencar.
Prada Heroik dan Pratu Hartono mendapat perintah dari Dantim Gading 3 Letda Inf Richard Sangari untuk berada di kelompok penutup 1 dan 2.
Selanjutnya, kelompok penutup masuk kedudukan terlebih dahulu.
Pada pukul 06.00 WIB, kelompok penyerang dipimpin Letda Inf Richard Sangari mencari posisi kelompok GAM.
Sekitar pukul 06.45 WIB, Letda Inf Richard Sangari bersama Caraka Prada Aceng menemukan posisi GAM dengan jarak yang sangat dekat yaitu 1,5 meter di puncak bukit yang hutannya sangat rapat.
Kemudian Letda Inf Richard Sangari segera menembak mati tiga anggota GAM dan mendapatkan dua pucuk senjata M16.
Mendapat serangan mendadak, kelompok bersenjata GAM langsung melarikan diri namun dihadang oleh Kelompok Penutup 1 dan 2 Kopassus.
Baku tembak terjadi mengakibatkan dua anggota GAM tewas dan dua senjata AK47 berhasil disita.
Dua anggota GAM melarikan diri menyusuri irigasi sawah.
Prada Heroik dan Pratu Hartono pun mengejar anggota GAM yang melarikan diri itu.
Prada Heroik dan Pratu Hartono terus mengejar dan berhasil menembak dua anggota GAM namun masih lari dan bersembunyi di balik irigasi sawah.
Prada Heroik dan Pratu Hartono terus mencari sambil saling melindungi.
Namun naas, Prada Heroik dan Pratu Hartono terkena tembakan yang mengenai pangkal paha.
Prada Heroik sempat berteriak "Astagfirullah saya kena".
Prajurit yang lain langsung menarik Prada Heroik dan Pratu Hartono untuk diberikan pertolongan.
Ternyata luka tembak di pangkal paha mengenai pembuluh darah besar yang mengakibatkan darah keluar sangat banyak.
Upaya pertolongan dilakukan oleh Bintara Kesehatan Sertu Sumardi dengan memasang pembalut cepat untuk mencegah darah keluar.
Sertu Sumardi juga memasang infus.
Pada waktu bersamaan, dua anggota GAM itu masih terus menembak ke arah prajurit.
Tembakan anggota GAM mengenai kaki Sertu Solihin dan menyerepet kerah baju Sertu Enjang.
Dantim Gading 3 Letda Inf Richard Sangari langsung meminta bantuan evakuasi helikopter ke Satgas Pur 1.
Kondisi Prada Heroik dan Pratu Hartono semakin kritis karena kehilangan banyak darah, sementara bantuan evakuasi helikopter belum berani mendarat.
Situasi yang sangat sedih ketika Sertu Sumardi berteriak "Dantim Heroik dan Hartono sudah ga ada".
Semua prajurit semakin sedih dan marah.
Selanjutnya Praka Anang dan Praka Kadek sepakat untuk bersama mencari posisi anggota GAM dengan merayap melalui sawah.
Selang beberapa menit, Praka Anang dan Praka Kadek berhasil menemukan persembunyian dua anggota GAM di balik irigasi.
Praka Anang dan Praka Kadek pun langsung menembak mati dua anggota GAM itu dan menyita dua pucuk senjata AK47.
Akhirnya pertempuan selesai.
Dalam pertempuran itu, Tim Gading 3 berhasil menyita 6 pucuk senjata dan menembak mati 8 anggota GAM.
Dua prajurit terbaik Kopassus, Prada Heroik dan Pratu Hartono, gugur.
Nama Prada Heroik dan Pratu Hartono diabadikan menjadi nama sebuah gedung dan lapangan olahraga di Grup 1 Kopassus, Serang, Banten.
Namanya Stadion Heroik Taman Kopassus dan GOR Hartono Grup 1 Kopassus. (Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin)