Pernyataan itu disampaikan dalam konteks diskusi tentang kualitas demokrasi dan pentingnya pendidikan berpikir kritis bagi generasi muda.
Ia menyayangkan lemahnya kemampuan berpikir logis di kalangan generasi baru yang menurutnya menjadi tantangan serius bagi masa depan negara-negara berkembang.
“Cara berpikir logis itu penting… Kalau tidak, kita hanya fotokopi pengetahuan dari luar. Tidak berkembang,” ujar Xanana.
Mantan pemimpin gerilyawan itu juga menyoroti lemahnya sensitivitas sosial dalam pengambilan keputusan hukum dan pendidikan.
Ia mengisahkan pengalamannya berdialog dengan perempuan-perempuan yang mendekam di penjara karena persoalan sosial yang kompleks — termasuk kekerasan dalam rumah tangga.(*)