Nasabah dapat melakukan berbagai transaksi perbankan dengan lebih mudah dan nyaman melalui layanan digital tersebut.
"Pengurangan jumlah kantor bank ini juga dapat menjadi peluang bagi bank untuk meningkatkan kualitas layanan dan fokus pada pengembangan teknologi digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin meningkat," tambah Muchlasin.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Anas Iswanto Anwar menilai banyaknya penutupan kantor cabang bisa karena efisiensi.
Namun, hal ini akan berdampak pada inklusi keuangan, karena salah satu fundamental inklusi keuangan adalah aksesibilitas masyarakat kepada lembaga keuangan atau kantor bank.
Kendati demikian, dampaknya tidak akan berpengaruh besar karena semua layanan perbankan kini bisa diakses melalui gadget.
“Ini bisa ditutupi dengan digitalisasi, sekarang orang tidak perlu ke kantor bank, semua bisa diselesaikan lewat handphone,” kata Prof Anas.
BPR Harapan Sejahtera Malili Jadi Bank Unhas
OJK Sulselbar mencatat jumlah bank berizin dan diawasi OJK di Sulawesi Selatan hingga Juni 2025 capai 78 bank atau sama dengan tahun 2024.
Hanya saja, satu bank berubah nama, dari PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Harapan Sejahtera Malili menjadi Bank Unhas.
Kepala OJK Sulselbar, Muchlasin, Senin (16/6) mengatakan kehadiran Bank Unhas merupakan hasil akuisisi terhadap BPR Harapan Sejahtera Malili.
Kantor Pusat Bank Unhas juga akan berpindah ke Makassar dan status Kantor Malili akan menjadi Kantor Cabang Utama.
Dalam proses akuisisi BPR Harapan Sejahtera Malili menjadi Bank Unhas posisi direksi tidak berubah, karena sejak awal sudah memperoleh persetujuan OJK.
Sementara untuk posisi Komisaris Utama dan Komisaris ditunjuk yang baru, sehingga harus melalui proses oleh OJK.(*)