Haji 2025

Kisah Haru Yuni Puspita Sari Layani Jemaah Lansia dan Disabilitas di Puncak Haji

Penulis: Mansur AM
Editor: Sukmawati Ibrahim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yuni Puspita Sari, Petugas Haji Layanan Lansia dan Disabilitas

Meski berat, Yuni menjalaninya dengan senang hati.

"Menjadi petugas haji adalah harapan semua orang. Selain bisa beribadah, yang paling utama adalah melayani jemaah. Kalau haji itu bonus," kata Yuni.

Untuk memberi pelayanan maksimal, para petugas berupaya memenuhi permintaan jemaah, termasuk soal makanan.

"Ada yang minta anggur, bubur, rempeyek. Untungnya dapur sigap, semua permintaan bisa dipenuhi," tuturnya.

Yuni dan rekan-rekannya juga menjadi tempat curhat para jemaah lansia tanpa pendamping dan kerap merasa kesepian.

"Mereka minta ditelponkan keluarganya, kami bantu. Kami senang karena mereka bahagia," ucap Yuni.

Agar tetap bugar, Yuni mengajak para lansia senam setiap pagi. 

Setelah seminggu, banyak jemaah terlihat lebih sehat.

“Beberapa dari mereka yang awalnya tak bisa berjalan, akhirnya bisa berdiri dan berjalan sendiri,” katanya.

Pada puncak haji, Yuni bersama seluruh petugas mendampingi jemaah di dalam bus saat wukuf di Arafah.

Sebelumnya, mereka memandikan jemaah, memakaikan ihram, dan memberi vitamin sebelum berangkat ke Arafah.

"Di Arafah, kami berhenti sekitar satu jam. Jemaah dibimbing berdoa oleh pembimbing ibadah," ungkap Yuni.

Ia mengatakan, saat doa dipanjatkan, banyak jemaah menangis haru.

"Ketika pembimbing mengatakan doa di Arafah mustajab, mereka langsung menangis, merenungi dosa dan mensyukuri nikmat Allah. Sangat mengharukan," katanya.

Usai wukuf, bus melanjutkan perjalanan ke Muzdalifah untuk murur, sambil terus melantunkan doa. 

Halaman
1234

Berita Terkini