Mereka berjibaku melayani jemaah selama 10 hari, dari tanggal 1 hingga 10 Juni 2025.
Yuni mengungkapkan banyak kisah selama bertugas di hotel transit Safari Wukuf.
Salah satunya tentang jemaah bernama Rosidah, nenek berusia lebih dari 70 tahun yang mengalami demensia.
“Ia biasa dipanggil Nenek Rudi, karena kerap mencari putranya yang bernama Rudi,” tutur Yuni.
Nenek Rosidah dikenal sangat usil.
Ia sering mengambil kunci kamar dan barang milik jemaah lain lalu membuangnya ke tempat sampah.
Tindakan itu ia lakukan bersama Nenek Maria, yang juga mengalami demensia, dan biasa dipanggil Inces Maria.
"Akibat usilnya, kami harus mencari barang yang dibuang di tempat sampah dan mengembalikannya ke pemilik," cerita Yuni, disambut gelak tawa tim MCH.
Meski sering ditegur, Nenek Rosidah tidak pernah marah.
"Kalau kami tegur, ia tidak marah, happy aja," ujar Yuni.
Selain mereka, ada pula jemaah pria yang sehat namun mengalami demensia dan kerap berpidato.
"Bapak ini mungkin dulunya seorang guru. Ada juga yang suka membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Ternyata beliau adalah seorang petani," kisah Yuni.
Yuni menjelaskan, petugas safari wukuf harus siap 24 jam melayani jemaah.
Masing-masing petugas menangani lima jemaah dengan kondisi beragam.
“Ada yang demensia, kelainan jantung, paru-paru, tuna netra, dan lain-lain. Sebagian jemaah mampu beraktivitas sendiri, sebagian lainnya perlu bantuan penuh, seperti memandikan, menyuapi, mengganti popok, memapah, hingga mencucikan pakaian,” jelasnya.