TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Aksi heroik ditunjukkan kakek 60 tahun saat kebakaran menghanguskan sembilan rumah di Jl Urip Sumoharjo, Kelurahan Karuwisi Utara, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Senin (9/6/2025).
Ialah Alimuddin, satu dari 19 kepala keluarga yang kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran pada pukul 03.20 Wita, itu.
Sebelum teriakan kebakaran memecah keheningan malam saat kejadian, Alimuddin mengaku sudah tertidur pulas bersama istri tiga anak dan dua cucunya.
"Di sini ja, sementara tidur. Saya di rumah sama anak, cucu, semua. Tujuh orang ka," ucapnya menunjukkan rumahnya yang hanya menyisakan puing.
Ia mengaku baru tersadar ada kebakaran setelah merasakan hawa panas disertai teriakan warga.
"Pas pi panas di belakang, ada berteriak, baru bangun. Ada apa ini? Saya kira jauh ji, ternyata di belakang rumah," ujarnya.
Alimuddin pun langsung membangunkan anggota keluarganya.
"Saya kasih bangun semua, saya bawa dua cucuku lari keluar rumah karena sudah besar api," ujar Alimuddin.
Baca juga: BREAKING NEWS: Kebakaran Hanguskan 9 Rumah di Karuwisi Makassar Saat Warga Mudik
Baca juga: Saksi Cium Aroma kabel Terbakar 2 Jam Sebelum Kobaran Api Melahap 9 Rumah di Karuwisi Makassar
Tidak ada barang berharga yang sempat ia selamatkan.
Alimuddin yang mendiami rumah peninggalan orangtuanya sejak 1973 itu, mengaku fokus menyelamatkan anggota keluarga saat api kian membesar.
"Tidak sempat mi selamatkan barang-barang, karena tinggi sekali mi apinya. Api itu dari rumah yang di belakang (sambil menunjuk). Cepat sekali menjalar," ungkapnya.
Di kawasan padat penduduk itu, Alamuddin mengatakan sudah beberapa kali terjadi peristiwa kebakaran.
Hanya saja, sejak 52 tahun silam ia tinggal di rumahnya, baru kali ini kebakaran dialaminya langsung.
Kini, Alimuddin dan keluarganya membangun tenda di lahan rumahnya yang hanya menyisakan tembok bagian bawah dan tiang-tiang yang sudah hangus terbakar.
"Semoga ada bantuan dari pemerintah agar bagaimana ini rumah bisa kita bangun kembali," harapnya.
Ada Aroma Kabel Terbakar 3 Jam sebelum kejadian
Korban kebakaran lainnya, Sapri (41) yang saban hari bekerja sebagai karyawan swasta menuturkan awal mula kebakaran terjadi.
Tiga jam sebelum kobaran api muncul kata dia, sempat tercium aroma kabel terbakar.
Hanya saja, titik kabel terbakar itu tidak ditemukan saat dicari oleh warga.
"Jadi jam 12 itu tercium kabel terbakar, kita cari memang tidak ketemu karena ada di bagian belakang rumah," ucapnya.
Sapri juga mengaku tidak terlalu panik, lantaran percaya masing-masing penghuni rumah mengawasi sumber aroma kabel terbakar itu.
Memasuki pukul 02.00 Wita, Sapri dan warga lainnya, pun mulai beristirahat.
"Pas kita tidur jam 2, jam 3 itu sudah besar api. (Rumah pertama terbakar) Milik pak Abdul Aziz, sudah tidur juga orangnya," sebut Sapri.
Rumah Sapri dan delapan rumah panggung lainnya, ludes terbakar.
Hanya, tersisa tembok bagian kolong rumah dan tiang-tiang yang sudah hangus bak arang.
Untuk sementara, Sapri dan korban lainnya memasang tenda yang diikatkan pada tiang-tiang rumah.
Rumah yang ditinggali Sapri sejak 2013 itu, bukan hanya dirinya dan istri serta tiga anak.
Rupanya ada juga dua kepala keluarga lainnya di rumah itu, dengan total penghuni delapan orang.
Saat ini, Sapri beserta istri dan anak-anaknya memilih mengungsi ke rumah tetangga yang berbaik hati memberikan tumpangan sementara.
"Harapannya semoga ada bantuan material bangunan dari pemerintah. Untuk sementara bantuan makanan sudah ada masuk," tuturnya.
Bantuan Makanan dan Kasur Berdatangan
Bantuan berupa bahan makanan dan selimut dibawa oleh petugas Dinas Sosial Kota Makassar hingga anggota DPR RI.
"Tadi sudah ada bantuan masuk dari Dinsos berupa kasur, selimut, Indomie, air, kemudian juga ada beberapa perlengkapan anak," kata Lurah Karuwisi Utara, Ade Reyhan.
"Tadi juga ada bantuan masuk dari bapak Azikin Solthan, anggota DPR RI dari Gerindra," sambungnya.
Ade mengaku, telah mendirikan tiga tenda penyaluran bantuan di lokasi.
Hanya saja, kebanyakan korban kebakaran memilih mengungsi ke rumah keluarga dan kerabat.
"Ada tiga tenda pengungsian yang dibangun. Kemungkinan mereka sudah ada tempat mengungsinya, tapi kami tetap bangun di tengah-tengah, siapa tau mereka butuh tempat ngumpul," jelasnya.
Dinsos lanjut Ade, tidak mendirikan dapur umum lantaran syarat pendirian harus di atas 100 jiwa korban terdampak.
Olehnya itu, hanya didirikan dapur mandiri untuk kebutuhan makanan para korban.
"Kita hanya bangun dapur mandiri saja, dapat juga makanan siap saji dari Dissos," ucapnya.
Sementara untuk bantuan material bangunan bagi rumah terbakar, kata Ade, masih sementara dikoordinasikan ke dinas terkait.
"Itu kita masih ditunggu dari Dinas terkait, karena itu sudah kita koordinasikan. Apakah di-ACC atau bagaimana," terang Ade
"Kami juga sudah menghubungi beberapa pihak yang bertanggungjawab terkait pemberian bantuan, contohnya BAZNAS, PLN, dan lain-lain," tuturnya.
Sepanjang 2025 ini, kata Ade, sudah terdapat dua kasus kebakaran di wilayah Kelurahan Karuwisi Utara.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah rumah terbakar di Jl Urip Sumoharjo Lorong 1, Kelurahan Karuwisi Utara, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Senin (9/6/2025) dini hari.
Dalam rekaman video yang beredar, kobaran api muncul pertama kali dari salah satu rumah yang dikabarkan kosong.
Sejumlah armada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Makassar, pun dikerahkan ke lokasi.
Dibantu warga petugas Damkar berjibaku memadamkan kobaran api.
Lebih kurang sejam melakukan proses pemadaman, kobaran api akhirnya berhasil dipadamkan.
"Info masuk pukul 03.52 Wita, anggota tiba di TKP pukul 04.05 Wita dan api dikuasai 05.04 Wita," kata Kadis Damkarmat Makassar, Hasanuddin dalam keterangan tertulisnya.
Dalam peristiwa itu, lanjut Hasanuddin, total armada Damkarmat yang dikerahkan ke lokasi sebanyak 14 unit.
"Armada penembak tujuh unit, tangki enam unit dan rescue satu unit. Total personel 45 orang," ujarnya.
Dalam peristiwa itu, kata Hasanuddin, total objek yang terbakar sebanyak sembilan rumah.
Sementara, penyebab kebakaran kini masih dalam penyelidikan polisi yang telah memasang garis polisi di lokasi kejadian.
Data hasil assessment Dinas Sosial Kota Makassar menyebut, 19 kepala keluarga (KK) terdampak di RT 002 dan RT 003.
Dari 19 kepala keluarga itu, total jiwa mencapai 62 orang.
Terdiri dari 30 pria dan perempuan dewasa, 17 balita dan anak-anak, serta lima orang lansia.
RT 002, Akbar yang dikonfirmasi, mengatakan, kebakaran terjadi sekitar pukul 03.20 Wita.
"Jumlah rumah sebenarnya 10 rumah. Karena sembilan terbakar ada satu terdampak. Total KK 19," kata Akbar.
Akbar menuturkan, awal mula api muncul dari rumah yang ditinggal penghuninya bersilaturahmi ke kampung halaman setelah lebaran Idul Adha.
"Dugaannya arus pendek listrik mungkin, yang di rumah belakang," ujar Akbar.
"Itu rumah bukan rumah kosong sebenarnya, karena adaji penghuninya, cuman hanya pulang kampung kan habis lebaran," lanjutnya.
Hingga pukul 09.49 Wita, lanjut Akbar, belum ada bantuan yang masuk dari pemerintah.(*)