6. Takbiratul ihram tidak disyaratkan harus dibarengkan dengan niat shalat.
Menggabungkan dua hal ini adalah mustahil.
Karena anggapan inilah, banyak orang yang ditimpa penyakit was-was ketika takbir, sehingga takbirnya dilakukan berulang-ulang.
Al-Kasani mengatakan,
إن تقديم النية على التحريمة جائز عندنا إذا لم يوجد بينهما عمل يقطع أحدهما عن الآخر
“Boleh mendahulukan niat dari pada takbiratul ihram menurut madzhab kami (hanafi), jika tidak ada kegiatan apapun yang menyelai antara niat dan takbiratul ihram.” (Badai as-Shanai, 1/329).
Ibnu Qudamah juga menegaskan,
قال أصحابنا: يجوز تقديم النية على التكبير بالزمن اليسير
“Para ulama madzhab kami (hambali) mengatakan, ‘Boleh mendahulukan niat sebelum takbiratul ihram, selama jedahnya tidak lama.” (al-Mughni, 1/339).
7. Takbiratul ihram hanya dilakukan sekali dan tidak perlu diulang-ulang.
Yang ini umumnya terjadi karena was-was.
8. Orang yang shalat sendirian atau makmum, takbirnya dibaca pelan.
Hanya terdengar dirinya sendiri.
Allahu a’lam
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
(Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin)