BPS Sulsel

Fenomena Baru: Daya Beli Wara Kota Makassar Parepare Palopo Rendah, Deflasi Tertinggi di Sulsel

Editor: Muh Hasim Arfah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KABUPATEN INFLASI- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data deflasi paling rendah terjadi di kabupaten  Bulukumba, Watampone, Wajo, dan Sidrap. Sementara itu wilayah perkotaan deflasi tinggi saat Mei 2025.
KABUPATEN INFLASI- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data deflasi paling rendah terjadi di kabupaten Bulukumba, Watampone, Wajo, dan Sidrap. Sementara itu wilayah perkotaan deflasi tinggi saat Mei 2025.

TRIBUN-TIMUR.COM- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi terjadi di kabupaten. 

Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. 

Sementara itu, daerah perkotaan justru deflasi. 

Padahal, selama ini wilayah kota selalu menjadi pusat inflasi. 

Kepala BPS Sulawesi Selatan, Aryanto juga memaparkan kondisi Indeks Harga Konsumen (IHK) antar wilayah pada Mei 2025 di Sulsel.

Rinciannya Bulukumba deflasi 0,01 persen, Watampone 0,01 persen, Wajo 0,32 persen, Sidenreng Rappang 0,27 persen.

Kemudian Luwu Timur deflasi 0,04 persen, Makassar 0,41 persen, Parepare 0,64 persen, dan Palopo 0,1 persen.

Artinya, daya beli masyarakat rendah di wilayah perkotaan ketimbang kabupaten. 

Dikutip dari http://unair.ac.id, fenomena kenaikan harga yang terjadi pada sebagian besar komoditi menjelang hari raya dapat menyebabkan peluang inflasi di bulan Juli lebih besar dari bulan-bulan sebelumnya.

Prediksi tersebut disampaikan oleh pakar ekonomi moneter Dr. Wisnu Wibowo.

Menurut Wisnu, fenomena tahunan tersebut disebabkan gejolak harga dari komoditas yang tidak stabil seperti peningkatan permintaan pangan dan sandang.

 “Secara sosiologis ini adalah ekspresi masyarakat dalam menyambut bulan spesial yang hanya terjadi satu tahun sekali,” tutur Wisnu.

Wisnu mengatakan, permintaan konsumsi pada bulan puasa cenderung meningkat karena tingginya keinginan masyarakat dan daya beli.

Daya beli menjelang hari raya juga meningkat karena faktor pemberian tunjangan hari raya ataupun gaji ke-13.

Di sisi penawaran, umumnya produsen telah mengantisipasi dengan meningkatkan kapasitas produksi minimal 10 persen.

Halaman
12

Berita Terkini