Muhammad Ridha membawa perspektif yang berani, jujur, dan menggugah,” ujar salah satu peserta lainnya.
Lebih dari sekadar pelatihan, LK III ini menjadi peristiwa intelektual yang menghidupkan kembali roh kritis HMI.
Para peserta diajak untuk tidak terjebak dalam glorifikasi masa lalu, tetapi bergerak ke depan—menulis sejarah baru yang berpihak pada ilmu, keadilan, dan kemanusiaan.
Menjadi kader HMI hari ini, bukan hanya tentang menjadi organisatoris yang militan, tapi juga menjadi intelektual organik yang sadar sejarah, berpihak pada nilai-nilai kebenaran, dan siap terjun dalam medan perubahan.
Dalam forum inilah, cita-cita besar itu kembali digemakan.(*)