Haji 2025

Ini 9  Maklumat Kementerian Haji Arab Saudi di Armuzna, Jamaah Seluruh Dunia Wajib Patuh

Editor: Mansur AM
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JAMAAH TAWAF - Jamaah haji dari berbagai penjuru dunia tawaf di Kakbah, Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Selasa (27/5/2025). Pemerintah Arab Saudi menetapkan Idul Adha jatuh pada Jumat (6/6/2025).
JAMAAH TAWAF - Jamaah haji dari berbagai penjuru dunia tawaf di Kakbah, Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Selasa (27/5/2025). Pemerintah Arab Saudi menetapkan Idul Adha jatuh pada Jumat (6/6/2025).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKKAH - Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menyampaikan 9 maklumat yang wajib dipatuhi jamaah haji dari seluruh dunia pada saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina mulai 8 Dzulhijjah nantinya. 

Maklumat ini disampaikan melalui rapat koordinasi Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi bersama seluruh petugas kloter Indonesia pada Rabu (28/5/2025).

Rapat koordinasi melalui daring mulai pukul 15.30 hingga 16.30 Waktu Arab Saudi (WAS).

Rakor dipimpin Deputi Hubungan Internasional Kemenhaj Arab Saudi, Dr Al Hasan bin Yahya Al Munahhirah. 

Dari pihak Indonesia turut hadir Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah sekaligus Penanggungjawab Operasional Haji 2025 Indonesia, Hilman Latief, Kepala Kantor Urusan Haji Arab Saudi merangkap Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis M Hanafi.

Petugas kloter se-Indonesia turut hadir dalam pertemuan yang berlangsung satu jam itu.

Muchlis mengatakan, maklumat ini harus diperhatikan seluruh jamaah haji seluruh dunia. 

Termasuk petugas dan jemaah asal Indonesia. Diketahui 1,83 jamaah haji dari berbagai negara akan berkumpul pada puncak haji di Armuzna.

Pertama, jemaah dilarang keluar tenda Arafah dan Mina pukul 10.00–16.00 WAS.

“Larangan ini bertujuan melindungi jemaah dari suhu ekstrem yang bisa capai 50 derajat saat Armuzna,” kata Muchlis M Hanafi saat jumpa pers di Kantor Daker Makkah usai rapat berlangsung.

Kedua, jemaah wajib mengikuti jadwal pergerakan resmi sesuai pembagian dari syarikah masing-masing.

Jemaah dilarang bergerak sendiri atau tak sesuai rute yang ditentukan. Tujuannya menciptakan ketertiban dan menghindari kepadatan di rute tertentu yang berpotensi menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan.

Ketiga, penyembelihan hewan hanya boleh lewat program resmi Adahi milik pemerintah Arab Saudi.

Penyembelihan di luar program Adahi, termasuk melalui calo, dilarang keras.

Keempat, pelaksanaan lontar jumrah harus mengikuti jadwal resmi dari syarikah masing-masing.

Halaman
12

Berita Terkini