TRIBUN-TIMUR.COM- Prof Arsad Bahri meninggalkan kampung halamannya, Desa Tallasa, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, tahun 2001 lalu.
Ia pun menuju kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) Parangtambung.
Hingga, dia pun terdaftar sebagai mahasiswa baru.
Setelah kuliah kurang lebih empat tahun, dia pun terangkat menjadi dosen Pendidikan Biologi UNM.
Saat itu, dia masih bergelar sarjana pendidikan.
Kala itu, kampus negeri masih bisa menerima sarjana strata 1.
Tapi, saat itu, dia pun langsung lanjut S2 ke Universitas Negeri Malang.
Setelah selesaikan magister dalam dua tahun, dia mulai membantu kampus.
Ia pun terangkat sebagai kepala unit penjaminan mutu, sebuah unit yang mengurusi masalah akreditasi.
Dirinya pun meninggalkan jejak kebaikan selama 19 tahun menjadi dosen sejak 2006.
Semasa hidupnya saat mengajar, Prof Arsad tidak memberikan batasan kepada mahasiswanya.
Hal tersebut diungkapkan Asham Jamaluddin mengenang jejak kebaikan Prof Arsad Bahri.
“Orangnya ini muda dan penuh energi, saat mengajar tidak ada batasan yang diberikan kepada mahasiswa,” kata Asham Dosen Biologi UNM yang pernah diajar oleh Prof Arsad saat masih jadi mahasiswa kepada Tribun-Timur.com, Selasa (20/5/2025).
Bagi Asham, Prof Arsad mempunyai cara tersendiri dalam memberikan pelajaran kepada mahasiswa.
“Saat saya diajar beliau memberikan perlakuan seperti kakak dengan adiknya supaya kita bisa cepat paham dalam belajar,” ujarnya.