TRIBUNBULUKUMBA.COM, BULUKUMPA – Sejumlah pengusaha sapi kurban di Kabupaten Bulukumba dan Sinjai, Sulawesi Selatan, mulai menerima pesanan.
Sapi paling diminati masyarakat saat ini adalah sapi lokal jenis Bali.
"Yang paling banyak peminatnya itu adalah sapi lokal Bali berbulu hitam," kata Kadir, pengusaha sapi kurban di Bulukumba, Senin (19/5/2025).
Jenis sapi lokal tersebut harganya relatif lebih murah dibanding sapi jumbo seperti Limousin, Simental, dan Belgian.
Harga sapi Bali di pasaran mulai dari Rp13 juta, Rp14 juta, hingga di atas Rp20 juta per ekor.
"Kalau masyarakat lokal, baik di Bulukumba maupun Sinjai, paling banyak cari sapi dengan harga belasan juta," ungkapnya.
Sementara sapi besar seperti Limousin, Simental, dan Belgian lebih banyak diminati pembeli dari luar daerah.
Sapi jenis ini dikirim ke Kota Makassar, Kalimantan Timur, Parepare, dan Palopo.
Harga sapi kurban juga mulai mengalami kenaikan.
Jika tahun lalu seharga Rp14 juta per ekor, kini naik menjadi Rp15 juta per ekor.
Salah satu penyebab kenaikan harga karena ketersediaan pakan semakin sulit.
Sebagian lahan rumput gajah di dua daerah tersebut telah beralih fungsi menjadi kebun masyarakat.
Selain itu, lahan juga semakin sempit karena dijadikan permukiman.
Harga dedak pakan pun sangat terbatas dan mahal.
Faktor lain, masih ada ternak warga yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kabupaten Bulukumba dan Sinjai dikenal sebagai daerah penghasil sapi kurban terbesar di Sulawesi Selatan, selain Gowa dan Bone.
Pengembangan sapi potong di dua daerah ini menjadikannya cocok sebagai sentra ternak sapi potong. (*)