Dr. Riyatno mengatakan, investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi terbesar kedua pada tahun lalu, yakni 29,15 persen.
Ia menekankan potensi besar sektor ekonomi digital dan data center.
“Tahun ini, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai 130 miliar dolar AS atau 44 persen dari proyeksi ekonomi digital Asia Tenggara. Kami mendorong kolaborasi triple helix, yakni sinergi antara pemerintah, industri, dan akademisi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” paparnya via rilis dikutip tribun-timur.com, Senin (19/5/2025).
Chatib Basri menekankan, ketidakpastian tidak bisa dihindari dalam ekonomi global.
Ia mengibaratkan ketahanan seperti pembalap MotoGP Marc Marquez yang tetap bangkit meski jatuh 27 kali dalam satu musim.
“Keberanian dalam bisnis dan ekonomi bukan soal berani ambil risiko semata, tapi tentang bagaimana tetap berpijak dan responsif ketika masa depan tidak pasti. Dan itu hanya bisa dicapai jika kita terbiasa jatuh, namun jatuh dengan selamat,” ujarnya.
Ia menambahkan, Indonesia memiliki keterpaparan eksternal yang relatif lebih rendah dibanding negara lain.
Dengan rasio ekspor terhadap PDB yang kecil dan ketergantungan pada pasar Amerika Serikat hanya sekitar 2,5 persen, Indonesia dinilai lebih stabil.
“Di tengah dunia yang sedang goyah, kadang yang kita butuhkan bukan negara yang sempurna, tapi negara yang lebih baik dari alternatif lainnya,” lanjutnya.
Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, menegaskan pentingnya keberanian bereksperimen dan pengembangan strategi baru.
“Di tengah pasar yang semakin dinamis, optimisme tetap menjadi relevan. Navigasi bisnis hari ini bukan soal menunggu kepastian, tapi bagaimana bertransformasi cepat lewat informasi data dan teknologi. Grab Business Forum kami hadirkan sebagai wadah untuk menciptakan ruang kolaborasi lintas sektor, menyusun strategi yang agile, dan membangun ekosistem bisnis yang tangguh dan tumbuh secara berkelanjutan,” jelasnya.
Roy Nugroho menambahkan, keberanian mencoba harus didukung platform andal agar produktivitas dan efisiensi perusahaan tetap terjaga.
“Grab For Business dan solusi B2B Grab seperti GrabAds dan GrabMaps menyederhanakan operasional sehari-hari, mulai dari mobilitas, logistik, makanan, kebutuhan pokok, sampai pengendalian biaya yang didukung insight berbasis data,” ujarnya.
Melalui teknologi dan AI, Grab juga membantu perusahaan meningkatkan kontrol dan transparansi agar tetap kompetitif.
“Dengan teknologi yang kami kembangkan serta adopsi AI, Grab membantu perusahaan meningkatkan kontrol, transparansi, dan kelincahan agar tetap kompetitif,” lanjut Roy. (*)