Haji 2025
Koki Indonesia Racik Makanan Rasa Kampung Halaman untuk Jamaah Haji di Madinah
Dapur katering haji Indonesia di Madinah siapkan jutaan boks makanan bercita rasa Nusantara, demi mendukung ibadah jamaah haji tetap nyaman.
Penulis: Mansur AM | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MADINAH – Dapur katering haji Indonesia di Madinah bukan sekadar tempat memasak biasa.
Di tempat inilah ribuan porsi makanan untuk jamaah haji Indonesia disiapkan setiap hari.
M. Suhendi, koki utama di dapur tersebut, mengungkapkan tantangan dihadapi.
“Memasak untuk ribuan jamaah itu tidak mudah,” ujar Suhendi kepada Media Centre Haji Indonesia, Selasa (6/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa bumbu dari Indonesia perlu diolah ulang agar tetap menghadirkan cita rasa khas Nusantara.
“Jamaah kan kangen masakan kampung halaman, jadi harus pas rasanya,” tambahnya.
Setelah matang, makanan dikirim ke hotel dengan pengawasan suhu yang ketat.
“Pastinya kami ingin jamaah tetap sehat dan kuat untuk beribadah,” katanya.
Melalui kerja keras para koki, diharapkan jamaah dapat beribadah dengan nyaman.
Dadang Suratman, tenaga ahli pengawas konsumsi haji, menekankan pentingnya hal tersebut.
Dengan pengawasan ketat dan sajian bercita rasa Nusantara, diharapkan jamaah dapat fokus beribadah.
Setiap jamaah akan menerima total 127 kali makan selama di Arab Saudi.
Jumlah itu mencakup 84 kali makan di Makkah, 27 kali di Madinah, dan 15 kali selama di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina), ditambah 1 kali snack berat.
Dadang menyebutkan bahwa jenis makanan disusun dengan cermat
“Ada kombinasi antara makanan segar dan siap saji, terutama pada saat puncak ibadah seperti tanggal 7–15 Dzulhijjah,” ujarnya.
Menag Nasaruddin Umar Minta Maaf atas Layanan Haji 2025 |
![]() |
---|
Foto-foto Kloter Terakhir Jamaah Haji Tinggalkan Madinah, Petugas: Semoga Mabrur Semua |
![]() |
---|
Cerita Jamaah Haji Jalan Kaki dari Musdalifah ke Mina Sejauh 3 KM saat Suhu 48 Derajat |
![]() |
---|
Wakil Bupati Jemput 360 Jemaah Haji Asal Wajo di Asrama Haji Sudiang |
![]() |
---|
'Tukang Bubur Naik Haji' Asal Pomala Berat Tinggalkan Tanah Suci, Tiba 7 Juli di Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.