TRIBUN-TIMUR.COM, MADINAH – Jamaah haji asal Indonesia yang telah tiba di Madinah diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca panas ekstrem yang melanda kota suci tersebut.
Berdasarkan prakiraan cuaca dari The Weather Channel, suhu di Madinah diperkirakan mencapai puncaknya pada Minggu (4/5/2025) dengan suhu maksimum 41°C (derajat celcius).
Kondisi ini diprediksi akan bertahan sepanjang pekan, dengan suhu siang hari berkisar antara 36 derajat celcius hingga 41 derajat celcius.
Meskipun suhu malam hari relatif lebih rendah, berkisar antara 23 derajat celcius hingga 28 derajat celcius, namun tetap dapat mempengaruhi kualitas istirahat jamaah, terutama bagi mereka yang lanjut usia atau memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Kecepatan angin juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan.
Pada Selasa (6/5/2025), angin diperkirakan bertiup dari arah utara dengan kecepatan hingga 23 km/jam, yang berpotensi membawa debu dan pasir gurun yang dapat memicu iritasi saluran pernapasan.
Selain itu, peluang hujan di Madinah selama sepekan ke depan diperkirakan nihil.
Langit cerah atau cerah berawan dengan indeks UV yang sangat tinggi meningkatkan risiko heatstroke dan dehidrasi jika jamaah tidak menjaga diri dengan baik.
Wakil Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, dr. Yuni Anisa W, Sp.PD, mengingatkan bahwa suhu tinggi dan kelembaban rendah dapat memperburuk kondisi jamaah, terutama yang sudah berusia lanjut.
"Perubahan cuaca ekstrem dan lingkungan asing dapat memicu dehidrasi, disorientasi, bahkan gangguan kejiwaan pada lansia," kata Yuni Anisa.
Untuk mencegahnya, KKHI menekankan pentingnya hidrasi yang cukup.
"Minumlah setidaknya 200 cc setiap jam, lebih baik lagi bila mengandung elektrolit," imbuhnya.
Yuni Anisa juga menyarankan jamaah untuk selalu memakai topi atau payung saat keluar, menggunakan pelembap dan lip balm, serta masker kain lembab yang dapat melindungi saluran pernapasan dari udara kering.
Di sisi lain, layanan fast track di Bandara Soekarno-Hatta, Adisoemarmo Solo, dan JuandaSurabaya sangat membantu jamaah untuk tidak lagi harus antre lama saat tiba di Arab Saudi.
"Mereka bisa langsung menuju hotel begitu mendarat, ini sangat menghemat tenaga, terutama dalam cuaca seberat ini," kata Sekretaris Ditjen PHU Arfi Hatim.