Kementerian Kesehatan sendiri telah menyiapkan 1.766 tenaga kesehatan, menyusun panduan klinis untuk kondisi gawat darurat, serta menyediakan fasilitas seperti Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), pos kesehatan di bandara, sektor kesehatan di Makkah dan Madinah, hingga armada ambulans.
Tak hanya itu, distribusi vaksin meningitis dan polio, serta paket obat-obatan dan perbekalan kesehatan, telah dilakukan secara menyeluruh.
Pemeriksaan kesehatan jemaah juga diperketat, mencakup aspek kognitif, kesehatan mental, dan kemampuan aktivitas harian (ADL), terutama bagi jemaah lanjut usia dengan penyakit penyerta.
Upaya ini merupakan bagian dari strategi menyeluruh pemerintah untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan jemaah haji Indonesia.
Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar turut memastikan bahwa seluruh fasilitas dan layanan di Madinah telah siap untuk menyambut kedatangan kloter satu gelombang pertama.