Keempat, menuntut perbaikan dan pemenuhan fasilitas yang layak.
Sebab, fasilitas seperti perpustakaan, kelas, laboratorium dan fasilitas lainnya rusak, tidak lengkap dan tidak sesuai standar kelayakan.
Kelima, menuntut pengembalian organisasi mahasiswa. Sekretariat organisasi mahasiswa yang telah dikosongkan dan dialihfungsikan dikembalikan sebagaimana mestinya.
Keenam, menuntut penanganan serius dan transparan terhadap kasus pelecehan seksual di kampus. Menurut massa aksi, perlu pengaktifan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS).
Ketujuh, menuntut transparansi anggaran kegiatan praktik mahasiswa.
"Problem yang terjadi diresahkan oleh seluruh mahasiswa UIM," ungkapnya saat ditemui usai aksi unjuk rasa.
Ariswan menuturkan, pihaknya telah audiens ke pihak rektorat terkait tuntutan mereka.
Pihak rektorat, kata dia, berjanji menindaklanjuti aspirasi dari mahasiswa.
Namun, Ariswan mengingatkan jika tidak ada pembenahan pihaknya akan turun aksi kembali.
"Kami sudah audiens ke rektorat. Rektorat tindak lanjut bulan depan, kalau tidak ada tindak lanjut kami akan turun lagi untuk demonstrasi," tegasnya.
Aliansi KUM UIM berunjuk rasa dan menutup Jl Perintis Kemerdekaan 30 menit. Mereka aksi mulai pukul 16.24 Wita sampai pukul 16.57 Wita.