Mahasiswa UIM 30 Menit Unjuk Rasa Peringati Hardiknas, Sampaikan 7 Tuntutan ke Rektorat

Penulis: Kaswadi Anwar
Editor: Ari Maryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DEMO HARDIKNAS - Mahasiswa Universitas Islam Makassar (UIM) mengatasnamakan Aliansi Komite UIM Menggugat (KUM) unjuk rasa memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Jl Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Jumat (2/5/2025). Ada tujuh tuntutan disampaikan ke internal kampus.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Mahasiswa Universitas Islam Makassar (UIM)  mengatasnamakan Aliansi Komite UIM Menggugat (KUM) unjuk rasa memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Jumat (2/5/2025) sore.

Puluhan mahasiswa UIM ini aksi dengan membakar ban di tengah jalan.

Mereka juga menutup sebagian badan Jl Perintis Kemerdekaan, tepatnya di depan UIM. 

Akibatnya, kemacetan panjang sempat terjadi.

Massa aksi turun ke jalan dengan membawa bendera dan membentangkan dua spanduk.

Dua spanduk tersebut bertuliskan UIM Sedang Tidak Baik-Baik Saja dan Butuh Efisiensi Pendidikan, Bukan Efisiensi Anggaran.

Silih berganti dari demonstran menyampaikan aspiras

Koordinator Lapangan (Korlap) Aliansi KUM UIM, Ariswan mengatakan, aksi dilakukan atas dasar keresahan seluruh mahasiswa di lima fakultas di UIM.

Ada tujuh tuntutan disampaikan kepada pihak Rektorat UIM.

Pertama, menuntut transparansi anggaran. 

Dalam hal ini massa aksi meminta keterbukaan secara menyeluruh atas perencanaan, alokasi dan penggunaan anggaran pendidikan di bawah naungan yayasan pendidikan.

Kedua, hentikan pungutan liar. 

Massa aksi menolak segala bentuk pungutan liar kepada mahasiswa, baik secara langsung maupun terselubung.

Ketiga, mendesak dilakukannya evaluasi dan perbaikan sistem perkuliahan daring-luring (hybrid).

Menurut massa aksi, sistem perkuliahan hybrid tak optimal, banyak mahasiswa alami kendala teknis selama pembelajaran

Keempat, menuntut perbaikan dan pemenuhan fasilitas yang layak. 

Sebab, fasilitas seperti perpustakaan, kelas, laboratorium dan fasilitas lainnya rusak, tidak lengkap dan tidak sesuai standar kelayakan.

Kelima, menuntut pengembalian organisasi mahasiswa. Sekretariat organisasi mahasiswa yang telah dikosongkan dan dialihfungsikan dikembalikan sebagaimana mestinya.

Keenam, menuntut penanganan serius dan transparan terhadap kasus pelecehan seksual di kampus. Menurut massa aksi, perlu pengaktifan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS).

Ketujuh, menuntut transparansi anggaran kegiatan praktik mahasiswa.

"Problem yang terjadi diresahkan oleh seluruh mahasiswa UIM," ungkapnya saat ditemui usai aksi unjuk rasa.

Ariswan menuturkan, pihaknya telah audiens ke pihak rektorat terkait tuntutan mereka.

Pihak rektorat, kata dia, berjanji menindaklanjuti aspirasi dari mahasiswa.

Namun, Ariswan mengingatkan jika tidak ada pembenahan pihaknya akan turun aksi kembali.

"Kami sudah audiens ke rektorat. Rektorat tindak lanjut bulan depan, kalau tidak ada tindak lanjut kami akan turun lagi untuk demonstrasi," tegasnya.

Aliansi KUM UIM berunjuk rasa dan menutup Jl Perintis Kemerdekaan 30 menit. Mereka aksi mulai pukul 16.24 Wita sampai pukul 16.57 Wita.

Berita Terkini