TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU – Di usia muda, Fiko Adiaksa telah menapaki perjalanan spiritual yang menjadi impian banyak umat Islam.
Pemuda berusia 22 tahun asal Kecamatan Bajo ini tercatat sebagai Jemaah Calon Haji (JCH) termuda dari Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, tahun ini.
Fiko tak berangkat sendiri. Ia akan menunaikan ibadah haji bersama ibu dan kakaknya.
"Total kami bertiga, saya, mama, dan kakak," ujar Fiko saat dikonfirmasi, Rabu (30/4/2025).
Perjalanan ini berawal sejak keluarganya mendaftar haji pada 2013.
Meski masih kecil kala itu, Fiko sudah terbiasa hidup sederhana dan bekerja keras.
Dikenal pendiam dan jarang bergaul di luar rumah, Fiko lebih banyak membantu usaha keluarga.
Sejak usia 16 tahun, ia sudah ikut berjualan di toko emas milik orang tuanya yang buka setiap hari pasar, yakni Selasa dan Sabtu, di Pasar Kecamatan Bajo.
Setelah lulus dari SMA Negeri 5 Luwu, Fiko memilih tidak melanjutkan kuliah.
Ia memilih mendampingi orang tua menjalankan usaha keluarga.
Baginya, membantu orang tua adalah bentuk bakti yang utama.
Menjelang keberangkatan, Fiko aktif mengikuti bimbingan manasik haji.
Ia tekun mempelajari rukun haji dan doa-doa yang harus diamalkan.
"Sekarang masih terus menghafal rukun dan doa-doanya, kak," ucapnya.
Menurut Fiko, pelajaran dari manasik sangat membantunya mempersiapkan diri.
Ia memahami tata cara haji dan larangan selama ibadah dengan sungguh-sungguh.
Dengan niat tulus, Fiko siap memenuhi panggilan suci ke Tanah Suci.
Kabupaten Luwu tercatat sebagai salah satu daerah dengan masa tunggu haji tercepat di Sulawesi Selatan.
Kasi Haji Kementerian Agama Kabupaten Luwu, H Armin, mengungkapkan masa tunggu haji di Luwu saat ini sekitar 24 tahun.
"Daftar tunggu kita tercepat di Sulsel. Luwu dan Enrekang itu mirip. Kalau mendaftar sekarang, perkiraan berangkatnya 24 tahun lagi," kata Armin, Selasa (29/4/2025).
Saat ini, 6.104 orang terdaftar dalam antrean haji di Luwu, dengan kuota tahunan sebanyak 259 jemaah.
Terkait kemungkinan adanya jemaah dari luar daerah, Armin menegaskan seluruh pendaftar adalah warga resmi Luwu.
"Mereka semua pakai NIK Luwu. Kalau bukan penduduk sini, tidak akan bisa muncul namanya di sistem pendaftaran," tegasnya.
Tahun ini, sebanyak 272 jemaah haji dari Luwu akan diberangkatkan. Mereka akan tergabung bersama 114 jemaah dari Pangkep dalam Kloter 16.
Pelepasan jemaah akan dilaksanakan di Rumah Jabatan Bupati Luwu pada 10 Mei pagi.
Selanjutnya, para jemaah akan diberangkatkan menggunakan 10 bus menuju Asrama Haji Sudiang, Makassar, dan diperkirakan tiba pukul 20.00 Wita.
Di Asrama Haji, mereka akan menjalani karantina selama 24 jam.
"InsyaAllah, jemaah kita akan berangkat ke tanah suci pada malam berikutnya, tanggal 11 Mei pukul 23.00 Wita," jelas Armin.
Armin juga memastikan seluruh JCH telah menjalani pemeriksaan kesehatan.
"Kalau nama yang bersangkutan belum muncul di pelunasan biaya haji, biasanya karena belum mengisi laporan pemeriksaan kesehatannya,” katanya.
Pemerintah juga memberi perpanjangan waktu pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) tahap kedua, dari sebelumnya 17 April menjadi 25 April.
Kuota jemaah Luwu tahun ini bertambah dari kuota tetap 259 orang, karena mendapat tambahan dari pergeseran kuota nasional ke Pemprov Sulsel.
“Tambahan itu dibagi ke beberapa daerah, termasuk Luwu,” ujar Armin.
Dari total 271 jemaah, sebanyak 195 adalah perempuan, mayoritas ibu rumah tangga. Sementara jemaah laki-laki berjumlah 76 orang.
Latar belakang mereka beragam: 43 orang PNS, 45 petani dan nelayan, 56 swasta, 5 pensiunan, 2 pelajar, dan satu anggota TNI.
JCH termuda adalah Fiko Adiaksa (22) dari Kecamatan Bajo, dan yang tertua adalah Ambo Baru (94) dari Kecamatan Larompong.(*)