Hj Salmia mengungkapkan, awalnya ia dan suaminya berjualan menggunakan gerobak becak.
"Awalnya pakai gerobak becak sama bapak, lalu ngontrak lahan di sekitar sini," jelas warga Jl Abu Bakar Lambogo, Kecamatan Makassar.
Usahanya sempat lima kali pindah lokasi, namun tetap di sekitar Jl Yusuf Dg Ngawing, yang dikenal dengan kawasan Goro.
"Masuk jual di BKKBN, lalu ngontrak lagi. Pindah-pindah tapi masih di sekitar sini," sambungnya.
Ia belajar membuat bumbu pallubasa dari keponakannya.
"Keluarga saya memang rata-rata jualan pallubasa. Saya belajar dari ponakan, dan bumbu itu yang saya pertahankan sampai sekarang," katanya.
Awal merintis, Hj Salmia hanya menyiapkan belasan kilogram daging per hari.
Kini, ia mempersiapkan 35-50 kilogram daging setiap harinya.
Namun beberapa bulan terakhir, jumlah pembeli mulai menurun.
"Dulu sampai 50 kilo per hari, sekarang sekitar 30 kiloan. Mungkin karena makin banyak penjual," ungkapnya.
Dari usaha ini, Hj Salmia bersyukur bisa membesarkan kedua anaknya hingga sukses.
"Alhamdulillah, satu anak saya berlayar di Dubai, satu lagi sudah punya kantor notaris," ucapnya bangga. (*)