Pengamat Ekonomi Unismuh Makassar Prediksi Sektor Properti Stagnan di Triwulan II 2025

Penulis: Rudi Salam
Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PROPERTI STAGNAN - Pengamat Ekonomi Unismuh Makassar, Abdul Muttalib Hamid saat ditemui Tribun Timur di lantai 7 Menara Iqra Unismuh Makassar, Jalan Sultan Alauddin, Senin (21/4/2025). Muttalib memprediksi sektor properti stagnan pada triwulan II tahun 2025.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sektor properti diprediksi tidak bergerak atau stagnan pada triwulan II tahun 2025.

Salah satu faktor pemicu adalah ketidakpastian ekonomi nasional maupun ekonomi global.

Hal ini disampaikan Pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Abdul Muttalib Hamid di lantai 7 Menara Iqra Unismuh Makassar, Jalan Sultan Alauddin, Senin (21/4/2025).

Muttalib memaparkan, keinginan masyarakat menengah ke atas untuk investasi di bidang properti akan menurun.

Sebab, salah satu ketakutannya adalah pertumbuhan ekonomi yang tidak sesuai dengan target.

“(Pertumbuhan ekonomi) ini berpengaruh pada keinginan orang investasi, pihak pengembang juga akan berpikir terkait pengembangan,” papar Muttalib.

Wakil Dekan 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar ini menyebut, berbicara properti ada dua aspek, yakni untuk investasi dan kebutuhan.

Kebutuhan pemakaian properti sendiri untuk kelas menengah ke bawah terkena imbasnya karena daya beli tang turun. 

“Inilah menyebabkan, pertumbuhan properti di kuartal kedua stagnan,“ sebutnya.

Menurutnya, saat ini yang menjadi salah satu penopang bertahannya sektor properti karena kebijakan pemerintah.

Salah satunya insentif Insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) sebesar 100 persen.

Diketahui, pemerintah telah memperpanjang insentif PPN-DTP untuk pembelian rumah tapak dan satuan rumah susun (rusun) hingga 30 Juni 2025. 

Insentif tersebut memberikan pembebasan PPN 100 persen dari PPN terutang untuk bagian harga jual hingga Rp2 miliar, dengan harga jual maksimal Rp5 miliar.

“Pertumbuhan properti ini kalau disadari pengembang, banyak kemudahan yang diberikan, tapi pihak pengembang akan juga berpikir berapa user terserap,” kata Muttalib.

Lebih lanjut, ia berharap pemerintah senantiasa memberikan kebijakan untuk menggeliat kembali sektor properti.

Demikian pula pengembangan, Muttalib menyarankan agar tetap menghadirkan kemudahan, termasuk promo.

“Dari pengusaha itu sendiri, selain kemudahan, juga ada kemudahan dan daya tarik diberikan,” tambah Muttalib.(*)

 

Berita Terkini