Headline Tribun Timur 

Stadion Untia Dibangun Tahun Ini, Anggaran Ditaksir Rp300 Miliar

Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HEADLINE TRIBUN TIMUR - Pemerintah Kota Makassar akan memulai membangun Stadion Untia tahun ini. Anggaran pembangunan stadion ini diprediksi mencapai Rp300 M.

TRIBUN-TIMUR.COM - Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menyiapkan beberapa opsi penganggaran Stadion Untia Makassar di Kecamatan Biringkanaya. 

Ada tiga opsi yang disiapkan Munafri untuk menunjang pembangunan proyek prioritas ini. 

Pertama, anggaran yang 100 persen murni dari investor. 

Munafri akan mempromosikan  pembangunan stadion ini kepada investor. 

Ia bahkan sudah menyusun rencana untuk menawarkan proyek ini kepada investor asing. 

Baca juga: Munafri Arifuddin Percepat Pembangunan Stadion Untia, OPD Segara Susun FS

Tiga investor luar negeri menjadi target bidikannya, yakni dari Qatar, Belgia, dan Cina. 

Jika investor menawarkan kerjasama sharing anggaran, maka Pemerintah Kota Makassar kata Munafri akan menyambut baik hal tersebut. 

Sharing pendanaan menjadi opsi kedua untuk menyukseskan harapan masyarakat untuk memiliki stadion.

Paling tidak, Pemkot Makassar bisa membiayai anggaran pemadatan atau penimbunan lahan yang ada di Kelurahan Untia. 

"Kita kasih siap dulu pematangan lahan, itu tentu harus ada keterlibatannya pemerintah daerah di situ," ucap Munafri Arifuddin diwawancara di Balaikota Makassar Jl Ahmad Yani, akhir pekan lalu. 

Opsi ketiga, jika tak satupun investor yang bersedia, maka Pemkot Makassar akan mengakomodir anggaran stadion ini menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 

"Kan model kerjasama itu 50:50, full investasi, full pemerintah daerah APBD," ujarnya. 

Pemerintah Kota Makassar juga sudah siap menyiapkan anggaran kebutuhan dokumen perencanaan atau pra feasibility studi (FS). 

Munafri memperkirakan kebutuhan anggarannya Rp2,5 miliar. 

Sementara anggaran untuk konstruksinya belum dikalkulasi secara detail kata Munafri. 

Hitungan kasarnya, untuk kapasitas 15 ribu kursi bisa mencapai Rp200 miliar hingga Rp300 miliar. 

Belum termasuk kebutuhan lainnya seperti penimbunan lahan maupun fasilitas pendukung yang lain. 

"Kapasitasnya ya kalau saya sih hitung-hitungannya mungkin diangka sekitar Rp200 sampai Rp300 miliar tapi belum semua (fasilitas pendukung), makanya saya bilang harus ada detailnya dulu," jelasnya. 

Lokasi Ideal

Setelah hampir lima tahun tanpa stadion kebanggaan pasca pembongkaran Stadion Mattoanging, Kota Makassar akhirnya melihat titik terang.

Dalam diskusi yang digelar ARDEV Institute di Warkop Pelita, Sabtu (12/4), para pengamat, ahli, dan pihak Dispora Makassar sepakat bahwa kawasan Untia adalah lokasi ideal untuk pembangunan stadion baru. 

Tidak hanya sebagai pusat olahraga, stadion ini juga diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi lokal dan simbol kebanggaan Sulawesi Selatan.

Mustafa, Sekjen The Maczman, menegaskan urgensi stadion bagi masyarakat Makassar.

“Bagi kami, suporter, stadion bukan sekadar tempat pertandingan. Ini soal harapan besar agar klub dapat berkembang secara finansial. Stadion adalah rumah kami, dan sudah saatnya pemerintah menjadikan pembangunan stadion ini sebagai prioritas utama,” tegasnya dengan nada optimis.

Rinwar Karim dari SC AFS Community menambahkan perspektif lain. Menurutnya, stadion baru harus lebih dari sekadar arena pertandingan.

“Pengalaman renovasi stadion di Pare-pare membuktikan bahwa keberadaan stadion dapat memberdayakan UMKM dan meningkatkan perekonomian sekitar. Hal ini harus menjadi contoh bagi Makassar,” katanya.

Imran Djamaluddin, pengamat sepak bola, mengungkapkan kerugian signifikan yang dialami klub tanpa stadion sendiri. 

“Setiap kali pertandingan dilaksanakan di luar Makassar, klub kehilangan pendapatan besar dari penonton. Ini bukan semata-mata soal sepak bola, tetapi juga tentang bagaimana klub dapat bertahan dan berkembang secara finansial,” jelasnya.

Dari sisi perencanaan kota, Firdaus dari Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) menyebut kawasan Untia memiliki banyak kelebihan.

“Lokasinya sangat strategis, dekat bandara, jalan tol, dan rencana TOD (Transit Oriented Development). Jika regulasi tata ruang disesuaikan, Untia bisa menjadi pusat olahraga dan kegiatan lainnya yang mendukung perkembangan kota,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya percepatan RDTR Kota Makassar untuk memastikan fungsi ruang Untia sesuai dengan rencana pembangunan stadion.

Yudha Ernawan dari ARDEV Institute menyoroti aspek desain stadion. “Stadion harus dirancang dengan konsep keberlanjutan, aksesibilitas, dan identitas lokal.

Elemen budaya Bugis-Makassar seperti phinisi atau rumah panggung harus ditonjolkan. Ventilasi alami, panel surya, dan sistem pengelolaan air berkelanjutan juga harus diterapkan,” katanya.

Yudha menambahkan bahwa stadion harus menjadi pusat aktivitas sepanjang tahun, tidak hanya saat pertandingan. 

“Desainnya harus memuat fasilitas seperti mini mall, wisma atlet, serta konektivitas transportasi publik yang baik,” lanjutnya.

Muhammad Akbal dari Dispora Makassar memastikan dukungan penuh Pemkot Makassar dalam proyek ini.

“Wali Kota sangat mendukung pembangunan stadion ini. Kawasan Untia adalah aset potensial yang siap dikembangkan. Kami sudah membentuk tim internal dan bekerja sama dengan konsultan untuk memastikan perencanaan teknis berjalan optimal,” ungkapnya.

 

 

Berita Terkini