Hitungan kasarnya, untuk kapasitas 15 ribu kursi bisa mencapai Rp200 miliar hingga Rp300 miliar.
Belum termasuk kebutuhan lainnya seperti penimbunan lahan maupun fasilitas pendukung yang lain.
"Kapasitasnya ya kalau saya sih hitung-hitungannya mungkin diangka sekitar Rp200 sampai Rp300 miliar tapi belum semua (fasilitas pendukung), makanya saya bilang harus ada detailnya dulu," jelasnya.
Lokasi Ideal
Setelah hampir lima tahun tanpa stadion kebanggaan pasca pembongkaran Stadion Mattoanging, Kota Makassar akhirnya melihat titik terang.
Dalam diskusi yang digelar ARDEV Institute di Warkop Pelita, Sabtu (12/4), para pengamat, ahli, dan pihak Dispora Makassar sepakat bahwa kawasan Untia adalah lokasi ideal untuk pembangunan stadion baru.
Tidak hanya sebagai pusat olahraga, stadion ini juga diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi lokal dan simbol kebanggaan Sulawesi Selatan.
Mustafa, Sekjen The Maczman, menegaskan urgensi stadion bagi masyarakat Makassar.
“Bagi kami, suporter, stadion bukan sekadar tempat pertandingan. Ini soal harapan besar agar klub dapat berkembang secara finansial. Stadion adalah rumah kami, dan sudah saatnya pemerintah menjadikan pembangunan stadion ini sebagai prioritas utama,” tegasnya dengan nada optimis.
Rinwar Karim dari SC AFS Community menambahkan perspektif lain. Menurutnya, stadion baru harus lebih dari sekadar arena pertandingan.
“Pengalaman renovasi stadion di Pare-pare membuktikan bahwa keberadaan stadion dapat memberdayakan UMKM dan meningkatkan perekonomian sekitar. Hal ini harus menjadi contoh bagi Makassar,” katanya.
Imran Djamaluddin, pengamat sepak bola, mengungkapkan kerugian signifikan yang dialami klub tanpa stadion sendiri.
“Setiap kali pertandingan dilaksanakan di luar Makassar, klub kehilangan pendapatan besar dari penonton. Ini bukan semata-mata soal sepak bola, tetapi juga tentang bagaimana klub dapat bertahan dan berkembang secara finansial,” jelasnya.
Dari sisi perencanaan kota, Firdaus dari Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) menyebut kawasan Untia memiliki banyak kelebihan.
“Lokasinya sangat strategis, dekat bandara, jalan tol, dan rencana TOD (Transit Oriented Development). Jika regulasi tata ruang disesuaikan, Untia bisa menjadi pusat olahraga dan kegiatan lainnya yang mendukung perkembangan kota,” ujarnya.