Takdir Nasaruddin Umar: Anak Pesantren Asadiyah Bermimpi Jadi Mantri Kini Menteri Agama

Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEMBELAJARAN AI - Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar saat menghadiri acara Halal Bihalal di Al Ikhlas Ujung (7/4/2025). Al Ikhlas Ujung jadi sekolah pertama yang terapkan sistem pembelajaran menggunakan teknologi Al di Indonesia
PEMBELAJARAN AI - Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar saat menghadiri acara Halal Bihalal di Al Ikhlas Ujung (7/4/2025). Al Ikhlas Ujung jadi sekolah pertama yang terapkan sistem pembelajaran menggunakan teknologi Al di Indonesia

Namun KH. Muh. Amin, melihat potensi yang lebih besar dalam diri Nasaruddin.

Saran untuk melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren As'adiyah menjadi titik balik dalam hidupnya.

Di pesantren inilah, bakatnya dalam bidang keagamaan berkembang pesat, mengungguli teman-teman sebayanya.

Kisah pilu masa kecil, seperti pengalaman pingsan dua hari pasca dikhitan akibat keterbatasan ekonomi keluarga, tak lantas meruntuhkan semangatnya.

Justru, kesulitan itu menempa mentalnya menjadi pribadi yang kuat dan memiliki empati mendalam terhadap sesama.

"Assikolaki nak mancaji tau," (sekolah nak, agar jadi orang), pesan sederhana dari kedua orang tuanya, menjadi mantra yang mengantarkan Nasaruddin Umar meraih gelar demi gelar, baik di dalam maupun luar negeri.

Perjalanan hidup Prof. KH. Nasaruddin Umar tak hanya berkutat di dunia pesantren dan akademisi.

Pengalamannya mendampingi dua mantan presiden, SBY dan Prabowo Subianto, memberikan perspektif yang luas tentang dinamika kepemimpinan nasional. 

Bahkan, uluran tangan Prabowo saat ia menempuh pendidikan di luar negeri menjadi bukti adanya jalinan persahabatan dan dukungan lintas batas.

Kini, di kursi Menteri Agama, Nasaruddin Umar membawa serta seluruh pengalaman dan nilai-nilai yang telah tertanam dalam dirinya sejak kecil.

"Para anak-anakku santri, tidak boleh tunduk dengan keadaan, seberapapun berat dan sulitnya. Kita harus tetap berjuang," ujar Menag Nasaruddin Umar saat bertemu para santri di Pondok Pesantren Al Ikhlas Ujung Bone, Sulawesi Selatan, Senin (7/4/2025).

Pondok Pesantren Al Ikhlas yang didirikannya, dengan visi mencetak pemimpin bangsa dan dunia yang berwawasan global, adalah manifestasi dari cita-cita luhur sang ayah untuk melihat generasi penerus meraih pendidikan setinggi mungkin.

Dengan 15 cabang yang tersebar di Indonesia, pesantren ini menjadi oase pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai agama, kebangsaan, dan teknologi.

Kini, dari kursi Menteri Agama, Nasaruddin Umar juga bertekad untuk menjadikan pesantren sebagai garda terdepan dalam mempertahankan tradisi keindonesiaan dan mengarusutamakan moderasi beragama adalah wujud nyata dari perjalanan hidupnya yang panjang.

Dari angan sederhana seorang bocah di Ujung Bone, kini ia menjelma menjadi nahkoda yang mengarungi samudra keberagaman Indonesia, berbekal nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh sang guru kehidupan pertamanya, ayahnya tercinta.

Berita Terkini