Prabowo Subianto

Prabowo Utus Airlangga ke AS, Indonesia Bakal Tambah Volume Impor

Editor: Muh Hasim Arfah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KIRIM AIRLANGGA-Presiden Prabowo Subianto dalam perbincangan dengan enam pemimpin redaksi (pemred) di kediaman Prabowo, Padepokan Garuda Yaksa Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/4/2025). Ia akan mengutus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk ke Washington DC, Amerika Serikat (AS).

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto akan mengutus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk ke Washington DC, Amerika Serikat (AS).

Hal tersebut diungkapkannya dalam perbincangan dengan enam pemimpin redaksi (pemred) di kediaman Prabowo, Padepokan Garuda Yaksa Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/4/2025).

Ia menugaskan Airlangga untuk menegosiasikan tarif impor sebesar 32 persen yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

"Kita terus hubungan, negosiasi. Saya akan kirim Pak Airlangga ke Washington. Kita sudah punya kontak dengan tokoh-tokoh di Washington. Kita akan diskusi. Kita akan negosiasi," ujar Prabowo. 

Tim yang dipimpin Airlangga itu rencananya akan berangkat ke AS pada pekan depan.

"Tim yang akan berangkat minggu depan ini juga tentunya membawa menu-menu negosiasi yang kita siapkan. Kita memilih jalur negosiasi, jalur diplomasi, bukan jalur retaliasi," ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu usai rapat dengan Menko Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/4/2025).

Dalam perbincangan dengan enam pemred di Hambalang, Prabowo mengakui bahwa industri padat karya seperti garmen, sepatu, tekstil, dan furnitur akan menjadi yang paling terdampak.

Namun, Prabowo mengatakan bahwa pemerintah akan mencari jalan keluar. Salah satunya dengan mencari pasar baru di luar AS.

"Kita akan cari jalan keluar, kita harus berani mencari pasar baru. Kita ini terlalu manja juga, sih," ujar Prabowo. 

Ia mengatakan Indonesia harus dapat menjadi negara yang berdiri di atas kaki sendiri. Ia menegaskan pernyataannya itu bukanlah retorika belaka.

"Tidak (beretorika), saya dari dulu memperjuangkan, saya sudah sadar, saya sudah mengerti bahwa suatu saat, nobody is going to help us, tidak ada yang akan bantu kita, kecuali diri kita sendiri," ujar Prabowo. 

Selain dengan Amerika Serikat, Prabowo mengatakan Indonesia juga akan membuka perundingan dengan banyak negara.

"Perang dagang kita juga kena, tapi kita tenang, kita punya kekuatan, juga nanti akan berunding, kita akan berunding dengan semua negara," kata Prabowo saat panen raya di Majalengka, Senin (7/4).

Dalam perundingan itu Indonesia akan menyampaikan keinginan adanya hubungan yang adil dan setara. Ia tidak masalah jika memang apa yang ditetapkan oleh AS masuk akal.

"Kita akan menyampaikan, kita ingin hubungan yang baik, kita ingin hubungan yang adil, kita ingin hubungan yang setara, jadi kita tidak ada masalah, resiprokal jadi apa yang mereka minta kalau masuk akal wajib juga kita hormati," katanya.

Diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena dampak kebijakan tarif impor sebesar 32 persen dari AS.

Nilai itu belum termasuk tarif global 10 persen yang berlaku universal untuk semua barang yang masuk ke Negeri Paman Sam itu.

Donald Trump mengumumkan bahwa mereka menerapkan tarif bea masuk untuk 180 negara per Rabu (2/4/2025).

Prabowo mengatakan kebijakan yang diambil pemimpin di AS karena mementingkan rakyat AS.

Pemerintah Indonesia, kata dia, juga memikirkan rakyat Indonesia.

"Pemimpin-pemimpin Amerika mementingkan kepentingan rakyat Amerika, kita memikirkan kepentingan rakyat kita, tidak perlu ada rasa kecewa, rasa khawatir, kita percaya dengan kekuatan kita sendiri," kata Prabowo.

"Kalaupun ada tantangan kita hadapi dengan gagah, dengan tegar mungkin ada berapa saat tapi kita yakin kita akan bangkit dengan tingkat yang baik," imbuh dia.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia dan negara di ASEAN tidak mengambil langkah retaliasi dari dampak tarif Trump. Tetapi, Indonesia dan Malaysia akan mendorong pengambilan keputusan trade investment TIFA.

Hal tersebut lantaran TIFA sendiri secara bilateral telah ditandatangani sejak tahun 1996.

"Sehingga kita akan mendorong berbagai kebijakan itu masuk dalam TIFA. Selanjutnya, beberapa non tariff measures, kemudian terkait dengan tarif dan bagaimana kita meningkatkan impor," kata Airlangga di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (7/4).

Airlangga mengungkap, berdasarkan arahan Presiden Prabowo, Indonesia akan mencoba melakukan negosiasi kepada Amerika Serikat.

"Bapak Presiden sudah mengarahkan setelah hari ini, kita akan memberikan masukan kepada Amerika. Untuk kita bisa memberikan respons dan harapannya tentu Amerika sendiri kan ini dikenakan kepada seluruh negara," jelasnya.

Indonesia kata Airlangga, akan menempuh jalur diplomasi dan negosiasi untuk mencari solusi yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

"Di samping itu Indonesia sendiri dalam proyek strategis nasional akan membangun beberapa proyek termasuk refinery. Mungkin salah satu komponennya kita beli dari Amerika," ujarnya.

Airlangga mengatakan Pemerintah Indonesia berencana menambah volume impor untuk mengurangi defisit neraca perdagangan Amerika Serikat.

Menurutnya, salah satu hal yang menjadi alasan AS menaikkan tarif impornya terhadap Indonesia karena AS mengalami defisit perdagangan terhadap Indonesia sebesar US$ 18 miliar.

"Terkait dengan tarif dan bagaimana kita meningkatkan impor, arahan Bapak Presiden (Prabowo) bagaimana delta daripada impor ekspor kita yang bisa sampai US$18 miliar," kata Airlangga.

Untuk memenuhi defisit tersebut, peningkatan volume impor dari AS akan didorong dengan produk-produk yang sudah biasa diimpor seperti gandum, kapas, hingga minyak dan gas (migas).

Airlangga menambahkan pihaknya akan mengambil dari 10 produk impor dan ekspor teratas seperti elektronik, mebel kayu, sepatu, tembaga, hingga emas dari sisi ekspor, dan impor produk semikonduktor.

Tawaran meningkatkan volume impor ini akan dimasukan ke dalam proposal yang akan digodok Indonesia untuk AS sebagai bagian dari negosiasi. Indonesia juga akan mengkaji perhitungan lainnya untuk memenuhi angka defisit tersebut, salah satunya melalui kebijakan non tariff measures.

"Ada beberapa yang sedang dikaji, pertama tentu kita melihat impor sebetulnya import tariff kita terhadap produk yang diimpor Amerika relatif rendah, 5 persen bahkan untuk wheat maupun soya bean itu sudah 0 % . Hal lain tentu kita akan lihat terkait PPH dan PPN impor," ujarnya.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan salah satu fokus pemerintah saat ini dalam mengurangi defisit tersebut melalui peningkatan impor. Meski begitu, ia memastikan langkah ini sudah diantisipasi. 

"Itu pasti kita antisipasi dan ini kan tadi juga diskusi dengan asosiasi-asosiasi kita menerima banyak masukan. Pertama kita melihat juga bagaimana kemampuan dari pelaku usaha kita," kata Febrio. "Kalau kita lihat top 10 dari ekspor kita ke Amerika, nomor satu kan elektronik, nomor dua itu TPT, nomor tiga itu sepatu dan sebagainya. Jadi teman-teman pengusaha juga sudah memiliki cara menavigasi ini. Dan ketika mereka melakukan navigasi itu mereka juga berkonsultasi dengan pemerintah," sambungnya.

Sementara Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengatakan, penambahan volume impor RI untuk sejumlah produk akan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi industri dalam negeri. "Tentu ini menjadi PR buat industri kita. Tapi ini itu sudah dibahas oleh asosiasi dan asosiasi sudah bahas itu," kata Faisol.(tribun network/igm/lit/dod)

Berita Terkini