TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - M. Ridwan, akrab disapa Wawan, alumni Antropologi Universitas Hasanuddin (Unhas), membuktikan bahwa kearifan lokal bisa menjadi kekuatan global.
Sebagai pendiri UMKM Dainichi Gula Aren, ia mencuri perhatian di ajang BRI UMKM EXPO(RT) 2025 yang digelar di ICE BSD City, 30 Januari–2 Februari 2025 lalu.
Acara yang dihadiri 69 ribu pengunjung ini tidak hanya mencatatkan transaksi Rp 40 miliar dan kontrak ekspor senilai Rp 1,5 triliun, tetapi juga menjadi batu loncatan bagi UMKM seperti Dainichi untuk naik kelas.
Berdiri sejak 2019, Dainichi lahir dari keprihatinan Wawan melihat nasib petani gula aren di Bone, Sulawesi Selatan. Banyak petani mengandalkan gula aren batok sebagai penghasilan utama, tetapi akses pasar terbatas.
"Kami ingin menjadi jembatan agar produk mereka bisa menembus pasar modern," ujar Wawan, Rabu (26/3). Inovasi mengubah gula aren tradisional menjadi bubuk dan cair menjawab kebutuhan konsumen urban yang praktis namun tetap alami.
Visi Dainichi jelas, menjadi perusahaan industri gula aren terbesar di Indonesia sekaligus pemberdaya petani. Misi ini diwujudkan melalui pemerataan distribusi, kolaborasi dengan petani di Indonesia Timur, dan penetrasi pasar modern.
Keunggulan Dainichi terletak pada kualitas premium. Proses produksi yang ketat, mulai dari pemilihan bahan baku hingga pengolahan, memastikan rasa legit dan tekstur konsisten.
"Gula aren Makassar punya cita rasa khas, lebih manis dan aromatik. Ini yang membuat pengunjung expo terkesan," jelas Wawan. Komitmen keberlanjutan juga dijalankan dengan menanam bibit pohon aren dan mengelola limbah produksi.
Partisipasi Dainichi di BRI UMKM EXPO(RT) 2025 didorong oleh reputasi BRI yang konsisten mendukung UMKM. Persiapan matang dilakukan, mulai dari pembuatan konten media sosial hingga simulasi layanan di booth.
Hasilnya, transaksi Rp 3 juta diraih selama pameran, plus minat kolaborasi dari coffeeshop di Sumatera, Jawa, hingga Jakarta.
Namun, tantangan tetap ada. "Banyak yang tidak tahu gula aren juga dihasilkan di luar Jawa. Kami edukasi pengunjung dengan sample produk dan penjelasan detail," kata Wawan. Upaya ini berhasil membangun kepercayaan konsumen.
BRI menjadi tulang punggung bagi Dainichi. Melalui program Brilian Preneur, UMKM ini mendapat pelatihan, pendampingan ekspor, dan fasilitas pembayaran.
"BRI tidak hanya membuka akses pasar, tapi juga membangun mental kami untuk berani bersaing," ucap Wawan.
Direktur Commercial, Small, and Medium Business BRI, Amam Sukriyanto, menegaskan bahwa BRI terus memperkuat ekosistem UMKM agar siap bersaing global.
“BRI memahami bahwa untuk dapat bersaing di pasar internasional, UMKM tidak hanya membutuhkan produk berkualitas, tetapi juga strategi pemasaran yang tepat dan akses ke jejaring bisnis global. Banyak produk menunjukkan bagaimana UMKM Indonesia mampu berinovasi dan memiliki daya saing di pasar global. Oleh karena itu, BRI berkomitmen untuk memberikan dukungan menyeluruh bagi UMKM, baik dalam peningkatan kapasitas bisnis, penguatan daya saing, hingga bantuan perluasan pasar melalui berbagai inisiatif strategis,” ujar Amam.