“Kita harus memahami pentingnya terumbu karang sebagai aset bangsa. Indonesia adalah bagian dari Coral Triangle, kawasan dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia,” ujar Prof JJ.
Dia juga menegaskan bahwa terumbu karang memiliki kapasitas resiliensi luar biasa dan perlu dikelola secara berkelanjutan.
“Pengelolaan terumbu karang bukanlah pemborosan, melainkan investasi bagi masa depan ekonomi dan lingkungan Indonesia. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh pihak untuk memperkuat komitmen dan kolaborasi dalam menjaga ekosistem laut,” kata Prof JJ.
Dalam acara tersebut, Rektor Unhas juga mengapresiasi inisiatif Jaringan Adopsi Karang Indonesia yang diluncurkan di kampusnya serta adanya kontribusi JOB Tomori Pertamina – Medco Energi dalam mengkampanyekan konservasi karang di lokasi operasi.
“Kita perlu membangun gerakan konservasi yang lebih masif dan terencana. Pengelolaan kawasan konservasi laut harus dilakukan secara efektif, dengan memilih spesies karang yang lebih resiliensi untuk memastikan keberlanjutannya,” jelas Prof JJ.
Menurutnya, ilmu kelautan memiliki peran strategis dalam memahami keseimbangan ekologi dan menemukan solusi berbasis sains untuk meningkatkan ketahanan ekosistem laut. Oleh karena itu, ia mengajak pemerintah daerah, akademisi, dan pelaku industri untuk berkolaborasi dalam mendukung upaya konservasi.
Pendekatan multi-pihak sangat diperlukan agar kebijakan yang diterapkan tidak hanya berorientasi pada perlindungan lingkungan, tetapi juga mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat pesisir.
Pada kesempatan yang sama, Rektor JJ menyampaikan terima kasih kepada Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banggai, Ismed Wardana, yang turut memaparkan langkah-langkah konservasi yang telah diterapkan di wilayahnya bersama JOB Tomori Pertamina – Medco Energi.
Ismed menjelaskan program Akar Merah (Adopsi Karang Metode Receptor), sebuah inovasi dalam pengelolaan ekosistem laut yang terintegrasi dengan pengembangan destinasi wisata berkelanjutan di Pantai Kilo 5.
Program ini bertujuan untuk menjaga kelestarian terumbu karang sekaligus meningkatkan daya tarik wisata di kawasan tersebut dan telah berjalan sukses berkat kolaborasi dengan JOB Tomori.
Selain Ismed, hadir tim JIB Tomori Pertamina – Medco Energi, akademisi dan pakar karang Indonesia Prof Munasik Motali dari Undip yang juga memaparkan pengalaman konservasi karang di Karimun Jawa, Lily Damayanti dari MARS yang sukses melaksanaan program restorasi karang di Pulau Badi, Bontosua dan sejumlah perairan. Acara dipandu oleh fasilitator seminar, Dr Syafyddin Yusuf, dari FIKP Unhas.
Romy Irvan Prasetyo, QHSE Senior Manager Job Tomori mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan laut yang luar biasa sebagai bagian dari segitiga terumbu karang dunia (Coral Triangle), wilayah dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia.
”Namun, perubahan lingkungan dan aktivitas manusia terus mengancam keberadaan ekosistem ini. inilah yang mendasari JOB Tomori mengadakan kegiatan Seminar Keanekaragaman Hayati,” ujarnya.
Beberapa pakar dan praktisi terumbu karang, menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut diantaranya Prof Dr. Jamaluddin Jompa, Rektor Universitas Hasanuddin yang juga selalu Presiden ADSI (Association of Diving School International) Indonesia chapter, Prof Munasik dari Universitas Diponegoro Semarang, dan Lily Damayanti selaku Conservation Program manager PT. MARS Symbioscience
Fadly PADI Jadi Ambassador