Oleh: Muammar Bakry
Imam Besar Masjid Al Markaz Al Islami Jenderal M Jusuf
TRIBUN-TIMUR.COM - Seorang datang kepada Rasulullah saw dalam keadaan lapar, lalu beliau mengirim utusan ke para istri beliau.
Para istri Rasulullah menjawab “Kami tidak memiliki apapun kecuali air”.
Rasulullah saw bersabda “Siapakah di antara kalian yang ingin menjamu orang ini?”
Salah seorang kaum Anshar berseru “Saya..!”
lalu orang Anshar ini membawa orang tersebut ke rumahnya dan berkata kepada istriny “Muliakanlah tamu Rasulullah saw!”
Istrinya menjawab “Kami tidak memiliki apapun kecuali jatah makanan untuk anak-anak”.
Orang Anshar itu berkata “Siapkanlah makananmu itu! Nyalakanlah lampu, dan tidurkanlah anak-anak kalau mereka minta makan malam!”
Kemudian, wanita itu pun menyiapkan makanan, menyalakan lampu, dan menidurkan anak-anaknya.
Dia lalu bangkit, seakan hendak memperbaiki lampu dan memadamkannya.
Kedua suami-istri ini memperlihatkan seakan mereka sedang makan.
Setelah itu mereka tidur dalam keadaan lapar.
Keesokan harinya, sang suami datang menghadap Rasulullah saw, Beliau bersabda “Malam ini Allah tertawa atau ta’ajjub dengan perilaku kalian berdua. Lalu Allah swt menurunkan ayat-Nya. ” (QS. Al-Hasyr 9, Dan mereka mengutamakan orang lain atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung).
Nabi Muhammad saw berhasil mempersaudarakan muhajirin dengan anshar dalam sebuah deklarasi persaudaraan antar mereka.
Satu dari contoh persaudaraan itu antara lain apa yang terjadi antara Abdurrahman bin Auf dengan Saad bin Rabi.