Banjir Maros

Terjebak Banjir Maros, Penumpang Bandara Sultan Hasanuddin Nekat Jalan Kaki Demi Kejar Pesawat

Penulis: Nurul Hidayah
Editor: Sukmawati Ibrahim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BANJIR MAROS -  Evakuasi penumpang Bandara Sultan Hasanuddin di depan Kantor Bupati Maros, Rabu (12/2/2025). Banjir merendam jalan Maros, membuat penumpang Bandara Sultan Hasanuddin berjalan kaki demi mengejar pesawat.

TRIBUNMAROS.COM, MAROS — Puluhan calon penumpang Bandara Sultan Hasanuddin terjebak banjir di jalan poros Maros-Makassar, Rabu (12/2/2025).

Banjir yang merendam beberapa titik di Maros dan sekitarnya membuat arus lalu lintas lumpuh sejak Selasa malam.

Salah satu penumpang asal Sidrap, Ahmad, yang tampak berjalan sambil membawa koper, mengatakan dirinya terjebak banjir sejak Selasa (11/2/2025).

“Pesawat saya pukul 14.00, makanya saya memutuskan untuk melewati banjir supaya bisa tiba di bandara sebelum jam penerbangan,” ujarnya.

Sambil terus melangkah, Ahmad berharap ada tumpangan dari kendaraan besar untuk bisa segera sampai ke bandara.

Senada dengan Ahmad, seorang penumpang asal Luwu Timur yang hendak terbang ke Jakarta mengaku telah terjebak banjir berjam-jam.

DEBIT AIR – Bendung Leko Pancing di Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, kini berstatus Siaga, Rabu (12/2/2025). Ketinggian air saat ini 100 cm di atas mercu. (POB Leko Pancing)

Dengan mata berkaca-kaca, ia menceritakan kekhawatirannya bersama empat anggota keluarganya. 

Mereka khawatir tiket pesawat mereka hangus akibat keterlambatan.

“Saya berharap ada pertolongan dari pihak terkait atau pemerintah karena kami rakyat kecil. Jangan sampai tiket kami hangus. Kami berlima mau pulang kampung,” jelasnya.

Penumpang lainnya asal Maros, Dewi, mengatakan terpaksa berjalan kaki dari Kantor DPRD Maros.

Dewi menyebutkan bahwa ia harus melewati banjir agar tiket pesawatnya tidak hangus.

“Saya jalan kaki dari Kantor DPRD hingga di depan Al-Islah. 

Terpaksa jalan kaki karena air sudah tinggi sekali, di jalan depan rumah saja sudah sampai dada,” bebernya.

Dewi akhirnya sampai di Bandara setelah menumpang ojek yang ada di sekitar area banjir.

“Tarifnya Rp100 ribu, meski mahal, tetap harus naik ojek daripada tiket pesawat hangus,” tuturnya.

Hingga berita ini diturunkan, arus lalu lintas menuju Bandara Sultan Hasanuddin masih terhambat.

Beberapa kendaraan, termasuk yang membawa calon penumpang, terpaksa berhenti di tengah genangan air.

Sampai saat ini, belum ada informasi resmi dari pihak bandara atau maskapai terkait kebijakan untuk calon penumpang yang terlambat akibat bencana ini. (*)

 

 

Berita Terkini