TRIBUN-TIMUR.COM -- Dua Jenderal Asal Makassar dilantik jadi gubernur pada 20 Februari 2025.
Keduanya yakni Mayor Jenderal Andi Sumangerukka dan Brigadir Jenderal Zainal Arifin Paliwang.
Mayjen Andi Sumangerukka dilantik jadi Gubernur Sulawesi Tenggah.
Ada pun Brigjen Zainal Arifin Paliwang dilantik jadi Gubernur Kalimantan Utara untuk periode.
Keduanya lahir di Kota Makassar dan menyelesaikan pendidikan di Kota Daeng.
Mayjen Andi Sumangerukka lulusan Akmil 1987.
Ia pernah menjabat Pangdam XIV Hasanuddin.
Adapun Brigjen Zainal Arifin Paliwang lulusan Akpol 1986. Ia menyelesaikan pendidikan doktor di Unhas.
Berikut profil keduanya
1 Andi Sumangerukka
Andi Sumangerukka adalah pensiunan perwira tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat (AD) terpilih jadi Gubernur Sulawesi Tenggara periode 2025-2030.
Panglima Komando Daerah Militer atau Pangdam XIV/Hasanuddin adalah jabatan terakhir Mayjen Andi Sumangerukka di TNI.
Jenderal yang dikenal dengan nama ASR ini menjabat Pangdam XIV/Hasanuddin setahun, 2020 hingga 2021.
Semasa dinasnya, jenderal bintang 2 ini juga pernah menduduki posisi jabatan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara Daerah atau Kabinda Sulawesi Tenggara (Sultra).
Andi Sumangerukka resmi pensiun sebagai Pati TNI AD pada tahun 2021.
Setelah pensiun dari TNI, Andi kemudian terjun ke dalam dunia politik dengan bergabung bersama Partai Persatuan Pembangunan atau PPP.
Saat bergabung, ia langsung mendapat jabatan strategis, yakni sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilaya atau DPW PPP Sultra.
Pada Pilkada 2024, Andi Sumangerukka juga dipercaya untuk maju mencalonkan diri sebagai Gubernur Sultra.
Diusung enam partai politik, yaitu Partai Gerindra, PPP, PAN, Hanura, Partai Berkarya, dan Partai Prima, Andi berpasangan dengan cawagub Sultra, yakni Hugua.
Hasilnya, Andi Sumangerukka berhasil memenangkan Pilgub Sultra 2024 dengan meraih 775.183 suara, mengalahkan paslon Tina Nur Alam-La Ode Muhammad Ihsan Taufik Ridwan, paslon Lukman Abunawas-LM Laode Ida, dan Paslon Ruksamin-LM Sjafei.
Dengan begitu, kursi kepemimpinan Gubernur Sultra periode 2025-2030 akan diduduki oleh Andi Sumangerukka.
Bukan orang sembarangan, Andi Sumangerukka memiliki harta kekayaan yang fantastis yakni mencapai Rp623 miliar.
Hartanya itu bahkan disebut-sebut menjadikannya sebagai cagub terkaya se-Indonesia.
Selain aktif sebagai politikus, Andi Sumangerukka juga disibukkan dengan jabatannya sebagai Presiden Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Sultra.
Kehidupan pribadi dan pendidikan
Andi Sumangerukka lahir di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada tanggal 11 Maret 1963
Ia memiliki istri yang bernama Arinta Anila Apsari dan menganut agama Islam.
Andi dan Arinta memiliki 2 orang anak, satu perempuan dan satu lagi laki-laki.
Andi Sumangerukka sendiri merupakan anak keempat dari 8 bersaudara.
Ayahandanya juga merupakan purnawirawan TNI, yakni bernama Mayor TNI (Purn.) H. Syam Daud.
Sedangkan ibundanya bernama Hj. Andi Azizah.
Semasa sekolah, Andi menghabiskan waktu belajarnya di Kota Kendari, Sultra.
Setelah lulus, ia masuk ke Akademi Militer atau Akmil.
Mayjen Andi Sumangerukka adalah lulusan Akmil tahun 1987.
Di Akmil, ia satu angkatan dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI (Purn.) Muhammad Herindra.
Perjalanan karier
Karier Andi Sumangerukka telah malang melintang di dalam TNI AD dan memiliki rekam jejak yang cemerlang.
Ia merupakan prajurit TNI yang berasal dari satuan Artileri Pertahanan Udara (Arhanud).
Sebagai prajurit Arhanud, Andi memiliki tugas untuk melaksanakan pertahanan udara dengan menghancurkan, mengurangi, atau meniadakan daya dan hasil guna serangan udara musuh.
Beragam jabatan strategis di TNI AD pun juga sudah pernah diemban olehnya.
Andi tercatat pernah mengemban jabatan sebagai Danyon Arhanudse 13/Parigha Bhuana Yudha pada tahun 2003 hingga 2007.
Jenderal asal Makassar ini juga pernah menduduki posisi jabatan sebagai Asintel Kodam I/Bukit Barisan pada tahun 2007.
Karier Andi makin melenting tatkala ia dipercaya untuk mengisi kursi jabatan posisi sebagai Danrem 143/Halu Oleo pada tahun 2012.
Pada 2013, ia diangkat menjadi Irdam V/Brawijaya.
Setelah itu, Andi diutus untuk menjabat sebagai Kabinda Sulawesi Tenggara pada 2015.
Pada 2019, Andi dimutasi sebagai Sahli Bid. Ideologi dan Politik BIN.
Barulah di tahun 2020 ia diangkat menjadi Pangdam XIV/Hasanuddin hingga masa pensiunnya pada 2021.
Harta kekayaan
Andi Sumangerukka tercatat memiliki total harta kekayaan sebesar Rp623 miliar.
Hartanya itu terdaftar di dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ia terakhir kali melaporkan hartanya di LHKPN KPK pada 26 Agustus 2024.
Harta terbanyak Andi berasal dari kas dan setara kas senilai Rp351 miliar, disusul surat berharga milik senilai Rp138 miliar.
2. Brigjen Zainal Arifin Paliwang
Brigjen. Pol. (Purn.) Dr. Drs. Zainal Arifin Paliwang, S.H., M.Hum. (lahir 6 Desember 1962) adalah seorang Gubernur Kalimantan Utara.
Ia merupakan purnawirawan Polri yang memiliki jabatan terakhir sebagai Analis Kebijakan Utama bidang Pidum Bareskrim Polri.
Paliwang, lulusan Akpol 1986 ini berpengalaman dalam bidang reserse.
Sebelumnya, dia menjabat sebagai Penyidik Tindak Pidana Utama Tingkat II Bareskrim Polri.
Selain itu juga beliau merupakan putra daerah Sulawesi Selatan yang berasal dari Sinjai.
Riwayat pendidikan
Pendidikan umum
SDS Angkas 2 Kec. Mandal (1979)
SMP Negeri 1 Kasiguncu (1982)
SMA Negeri 1 Ujungpandang (1986)
S1 Fakultas Hukum Universitas Slamet Rijadi (2004)
S2 Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (2006)
S3 Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (2024)
Pendidikan kepolisian
AKABRI (1986)
PTIK (1997)
SESPIM (2001)
Pendidikan kejuruan
Diklatpim Tk. I (2015)
Raih Doktor di Unhas
Zainal Arifin Paliwang, resmi meraih gelar Doktor dalam bidang Administrasi Publik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Gelar ini diperoleh setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam sidang promosi doktor yang digelar di Gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unhas, Jalan Perintis Kemerdekaan, Senin (19/08/2024).
Sidang promosi doktor tersebut dipimpin langsung oleh Rektor Unhas, Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc selaku pimpinan sidang.
Bertindak sebagai ko-promotor I adalah Prof Dr Muh Akmal Ibrahim MSi dan ko-promotor II Prof Dr M Thahir Haning MSi.
Adapun penguji eksternal adalah Prof Dr Ing Ir Daud Nawir ST MT IPM ASEAN-ENG serta penguji internal terdiri dari Prof Ir Sumbangan Baja Mphil Ph D, Prof Dr Ir Budimawan, DEA dan Dr Eng Ir Abdul Rachman Rasyid ST MSi.
Gubernur Kalimantan Utara, (Kaltara), Zainal Arifin Paliwang, “Model Collaborative Policy Innovation dalam Pengembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Kawasan Pesisir Wilayah Perbatasan di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara”
Tak hanya itu, dalam ujian Promosi doktor tersebut, Gubernur Kaltara meraih predikat cumlaude.
Prestasi ini menjadi bukti dedikasinya dalam bidang akademis, terutama dalam penelitian yang berkaitan dengan pengembangan sosial ekonomi masyarakat pesisir di wilayah perbatasan.
Zainal Arifin Paliwang menyoroti pentingnya inovasi kebijakan kolaboratif dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat pesisir di wilayah perbatasan.
Zainal menjelaskan bahwa upaya pemerintah dalam berkolaborasi dengan para pengusaha, petani, dan instansi terkait sangat krusial untuk meningkatkan produktivitas, khususnya dalam sektor budidaya rumput laut di Kabupaten Nunukan.
Saat ini, produksi rumput laut di wilayah tersebut mencapai sekitar 4.500 ton per bulan.
“Pemerintah telah memberikan dukungan melalui penyediaan bibit dan media tanam yang berkualitas serta menyiapkan lahan yang sesuai untuk budidaya rumput laut di Kalimantan Utara. Selama ini, bibit seringkali didatangkan dari luar daerah. Kedepan, kami berharap dapat memproduksi bibit sendiri sehingga Kalimantan Utara bisa menjadi produsen rumput laut terbesar dengan kualitas terbaik,” ujar Zainal.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya implementasi sistem resi gudang untuk komoditas rumput laut.
Menurutnya, selama ini distribusi rumput laut dilakukan tanpa melalui sistem tersebut, yang mengakibatkan potensi kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Dengan adanya sistem resi gudang, kita dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam distribusi rumput laut, sehingga berdampak positif terhadap pendapatan daerah Kalimantan Utara,” tambahnya.
Dalam penelitiannya, Zainal menemukan bahwa selain tiga dimensi utama dalam inovasi kebijakan kolaboratif, yaitu partisipasi, koordinasi, dan integrasi, terdapat satu dimensi tambahan yang penting, yakni komunikasi yang efektif antara petani rumput laut dan pemerintah.
“Komunikasi yang baik dan koordinasi yang efektif antara semua pihak terkait sangat diperlukan untuk memastikan kebijakan yang dibuat dapat diimplementasikan dengan baik di lapangan. Pengalaman menunjukkan bahwa kurangnya komunikasi yang efektif dapat menghambat pelaksanaan program-program yang telah direncanakan,” jelasnya.
Ketika ditanya mengenai alasan pemilihan topik disertasi, Zainal mengungkapkan bahwa fokus pada pengembangan rumput laut didasari oleh potensi besar yang dimiliki Kalimantan Utara sebagai daerah perbatasan.
“Dalam beberapa kunjungan ke pabrik-pabrik eksportir, saya melihat bahwa banyak rumput laut yang berasal dari Kalimantan Utara. Hal ini mendorong saya untuk meneliti bagaimana potensi ini dapat dikembangkan lebih lanjut, tidak hanya di Nunukan, tetapi juga di daerah lain seperti Tarakan,” tuturnya.
Zainal berharap hasil penelitiannya dapat menjadi acuan bagi pemerintah dan stakeholder terkait dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif dan inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir di wilayah perbatasan.
Selain itu, Gubernur Zainal Arifin Paliwang juga berharap hasil disertasi tersebut dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Kalimantan Utara, serta menjadi inspirasi bagi para pemimpin daerah lainnya untuk terus meningkatkan kompetensi dan pengetahuan demi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.