TRIBUN-TIMUR.COM, TAKALAR - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di Takalar terus melonjak.
Data terakhir Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Takalar per 3 Februari 2025 mencatat adanya 1.316 kasus
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Takalar, Sukwansyah mengatakan lonjakan ini membuat pihaknya harus bekerja lebih keras.
Namun, keluhnya, hal itu tidak diiringi dengan ketersediaan anggaran untuk operasional petugas di lapangan.
Selain itu, stok obat juga telah habis.
"Sudah tidak ada biaya operasional petugas. Obat juga telah habis. Ini jadi masalah kita saat ini," katanya, diwawancarai pada Selasa (4/2/2025).
Sukwansyah melanjutkan, bahwa hal ini menjadi kendala dalam penanganan PMK di Takalar.
Terutama saat ini, saat jumlah kasus sedang melonjak tajam.
Sebelumnya diberitakan, penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menyebar ke hampir seluruh wilayah Takalar.
"Hampir 90 persen daerah di Takalar telah terdapat kasus," kata dokter hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Takalar, dr Mira, diwawancarai pada Jum'at (31/1/2025).
Hal ini menghantui para peternak di Kabupaten Takalar.
Wilayah paling parah terserang adalah Polongbangkeng Utara dan Polongbangkeng Selatan.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Takalar, Haris mengatakan penyebaran penyakit ini begitu cepat dan mudah.
"Bahkan sapi yang betul-betul terisolasi saja bisa kena. Begitulah karna penyakit ini dapat menyebar melalui udara," katanya.
Haris menyampaikan, bahwa saat ini pihaknya fokus pada pengobatan.