TRIBUN-TIMUR.COM -- Sosok peraih Adhi Makayasa Akademi Kepolisian 1999 Kombes Robertus Yohanes De Deo Tresna Eka Trimana.
Robertus Yohanes De Deo Tresna Eka Trimana perwira berlatar reserse.
Ia lulusan terbaik di angkatannya, Batalyon Endra Dharmalaksana.
Robertus Yohanes De Deo Tresna Eka Trimana lahir 11 Februari 1975.
Jabatannya yakni saat ini Kasubdit III Dittipideksus Bareskrim Polri.
Sebelumnya Robertus Yohanes De Deo Tresna Eka Trimana pernah bertugas di Polres Metro Tangerang Kota.
Sejumlah kasus pernah ditangani Robertus Yohanes De Deo Tresna Eka Trimana di Bareskrim Polri.
Salah satunya kasus investasi bodong robot trading Viral Blast Global.
Kasubdit III Dirtipideksus Bareskrim Polri Kombes Pol Robertus Yohanes De Deo Tresna Eka Trimana memeriksa sejumlah klub liga 1.
Klub tersebut antara lain Persija Jakarta, PSS Sleman, dan Madura United.
"Yang sudah dimintai keterangan Persija, PSS Sleman dan Madura United. Yang dimintai keterangan dari agen masing-masing klub," kata Kasubdit III Dirtipideksus Bareskrim Polri Kombes Pol Robertus Yohanes De Deo Tresna Eka Trimana dalam keterangannya, Jumat (15/4/2022).
Ia menerangkan, Persija klub rival Persib itu, bersama PSS Sleman dan Madura United diperiksa berkaitan dengan sponsorship yang mereka terima.
"Materi pemeriksaan semua terkait sponsorship Viral Blast kepada masing-masing klub," pungkas dia.
Seperti diberitakan, Bareskrim Polri membongkar dugaan pidana investasi bodong dengan aplikasi robot trading Viral Blast Global. Nilai investasi bodong di aplikasi itu mencapai Rp 1,2 Triliun.
"Kami mendalami ada dugaan tindak pidana, undang-undang perdagangan dengan menggunakan skema pozi atau piramida. DIperkirakan membernya sudah mencapai 12.000 member dengan investasi sebesar Rp1,2 triliun," ujar Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (21/2/2022).
Kasus ini terungkap berkat adanya laporan member dan menduduki kantor Viral Blast Global di Surabaya. Mereka meminta pertanggung jawaban perusahaan itu atas uang yang diinvestasikan.
Whisnu menuturkan setidaknya masih terdapat satu tersangka yang dikejar pihak kepolisian.
Apa itu Adhi Makayasa?
Adhi Makayasa adalah penghargaan tahunan bagi lulusan terbaik dari setiap matra TNI dan POLRI, yaitu Matra Darat dari Akademi Militer Magelang, Matra Laut dari Akademi Angkatan Laut Surabaya, Matra Udara dari Akademi Angkatan UdaraYogyakarta), dan Matra Kepolisian dari Akademi Kepolisian Semarang.
Penerima penghargaan ini adalah mereka yang secara seimbang mampu menunjukkan prestasi terbaik di tiga aspek: akademis, jasmani, dan kepribadian (mental). Penganugerahan Adhi Makayasa secara langsung diberikan oleh Presiden Republik Indonesia (atau perwakilan atas nama Presiden).
Penganugerahan
Pemberian anugerah Adhi Makayasa dilaksanakan pada acara Prasetya Perwira (Praspa) dan Sumpah Perwira, yaitu upacara pelantikan para taruna Akabri (kini TNI dan Polri).
Sejak dipisahkannya Polri dari struktur TNI pada tahun 2000, maka taruna Akpol hanya mengikuti Pelantikan Perwira dan penganugerahan Adhi Makayasa. Sedangkan acara Sumpah Perwira Polisi dilakukan dalam upacara terpisah.
Sejak tahun 1984 hingga tahun 2003, pelantikan perwira remaja lulusan Akademi TNI dan Akpol dan penganugerahan Adhi Makayasa selalu dilaksanakan di Istana Merdeka. Namun, mulai tahun 2004, pelantikan akan dilakukan secara bergantian di Akmil, AAL, dan AAU.
Sejarah tempat pelantikan Praspa TNI dan Pelantikan Polri sejak 1970 hingga 2003 yakni Parkir Timur Senayan Jakarta dua kali (1970 dan 1971), AAU Yogyakarta enam kali (1972, 1975, 1976, 1977, 1980 dan 1983), AALSurabaya tiga kali (1973, 1978 dan 1982), Akmil Magelang dua kali (1974 dan 1981), Markas Besar TNI Jakarta dua kali (1998), Istana Negara 15 kali (1984 hingga 1997, 1999) dan empat kali pada 2000 hingga 2003. Pada tahun 2017 dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, penganugerahan Adhi Makayasa kembali dilaksanakan di Istana Negara.
Beberapa penerima Adi Makayasa yang menjadi tokoh nasional
Beberapa penerima Adi Makayasa yang menjadi tokoh nasional antara lain:
Jenderal TNI (Purn) Edi Sudrajat (Akademi Militer 1960), mantan Menhankam dan Pangab
Letjen TNI (Purn) Soekarto (Akademi Militer 1960), mantan Gubernur Lemhannas dan Sekjen Wanhankamnas
Letjen TNI (Purn) Zaini Azhar Maulani (Akademi Militer 1961), mantan Kepala Bakin
Jenderal TNI (Hor) Soerjadi Soedirdja (Akmil 1962), mantan Menkopolsoskam dan Mendagri
Letjen TNI (Purn) Arie Jeffry Kumaat (Akademi Militer 1966), mantan Kepala Bakin
Jenderal TNI (Hor) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. (Akmil 1970), Menkomarves, mantan Menkopolhukam
Letjen TNI (Purn) Slamet Supriyadi (Akmil 1971), mantan Wakil Ketua MPR
Jenderal TNI (Hor) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A., GCB., AC. (Akmil 1973), Presiden RI ke-6
Jenderal Pol (Purn) Drs. Sutanto (Akpol 1973), mantan Kapolri dan Kepala BIN
Jenderal TNI (Purn) Agustadi Sasongko Purnomo, S.I.P. (Akmil 1974), mantan KSAD
Jenderal TNI (Purn) Budiman (Akmil 1978), mantan KSAD
Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko, S.I.P. (Akmil 1981), KSP, mantan Panglima TNI dan KSAD
Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio, S.I.P., M.M. (AAL 1981), mantan KSAL
Marsekal TNI (Purn) Ida Bagus Putu Dunia (AAU 1981), mantan KSAU
Jenderal Pol (Purn) Drs. Badrodin Haiti (Akpol 1982), mantan Kapolri
Marsdya TNI (Purn) Muhammad Syaugi, S.Sos., M.M. (AAU 1984) mantan Kepala Basarnas
Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian (Akmil 1986), Kepala BSSN
Letjen TNI (Purn) Muhammad Herindra, M.A., M.Sc. (Akmil 1987), Kepala BIN
Laksdya TNI (Purn) Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., S.H., S.Pi., M.H. (AAL 1987), Sekjen Wantannas
Jenderal Pol (Purn) Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D. (Akpol 1987), Mendagri, mantan Kapolri
Marsdya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto (AAU 1988-A) Wamenhan
Mayor Inf (Purn) Dr. H. Agus Harimurti Yudhoyono., M.Sc., M.P.A., M.A (Akmil 2000), Mantan Menteri ATR/Kepala BPN, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur & Pembangunan Kewilayahan
Letkol Kav (Purn) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara (Akmil 1999), Menteri Transmigrasi