Supriadi menyebut sejumlah faktor penghambat laju target capaian retribusi parkirnya salah satunya karena pemetaan lokasi pungutan retribusi parkir yang kurang didatangi kendaraan.
"Tepi jalan umum bukan kita semua yang pungut. Seperti Indomart, Alfamart, dan Rumah Makan itu pajak langsung. Jadi yang kami pungut inilah semacam parkiran BRI, Toko Surya, Pasar Lama, tentu masih kurang kendaraan," bebernya, Rabu (1/1/2025).
Kendala kedua, sambung Supriadi, ia mengeluh soal keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Kelemahan kami, personel kami semuanya perempuan. Seandainya ada pihak ketiga mau kita persilahkan, yang penting target kami tercapai. Tapi InsyaAllah awal tahun saya hearing lagi anggota," keluhnya.
Dari sisi fungsinya retribusi parkir tepi jalan dapat berkontribusi menjadi salah satu PAD Luwu.
Dana yang terkumpul dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Luwu, Sofyan Thamrin, turut menyoroti sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) yang tidak bekerja maksimal terhadap dampak capaian PAD tahun 2024.
“Kita bisa lihat dari data realisasi. Ada beberapa OPD yang tidak optimal dalam menyumbang retribusi, sehingga berdampak pada capaian PAD kita,” tuturnya.
Seperti Dinas Perhubungan, dinilai bekerja kurang maksimal dalam retribusi parkir tepi jalan yang dikelolah oleh Dishub.
Kendati demikian, Sofyan, meminta kinerja OPD lebih ditingkatkan di tahun 2025 agar target PAD bisa tercapai. (*)
Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana