Uang Palsu di UIN

Bank Indonesia: Uang Palsu di Gowa Mudah Dikenali dengan 3D, Dicetak dengan Teknik Sablon Biasa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Uang Palsu Gowa - Bank Indonesia apresiasi pengungkapan uang palsu di Gowa, Sulawesi Selatan. Masyarakat diimbau untuk cek keaslian uang dengan metode 3D: dilihat, diraba, dan diterawang.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Bank Indonesia mengapresiasi setiap pengungkapan kasus uang palsu oleh Polri sebagai upaya penegakan hukum terhadap tindak pidana terhadap rupiah, termasuk pengungkapan terbaru Polres Gowa, Sulawesi Selatan. 

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Marlison Hakim, menyatakan bahwa Bank Indonesia bersama Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu (Botasupal) telah berkoordinasi dengan Polri untuk menanggapi kasus tersebut.

"Kami siap mendukung proses penyidikan Polri dengan memberikan klarifikasi terkait uang yang diragukan keasliannya dan menyediakan tenaga ahli untuk memverifikasi ciri keaslian uang Rupiah," ujar Marlison Hakim dalam pernyataan resmi dikutip tribun-timur.com, Minggu (29/12/2024).

Marlison Hakim menjelaskan, kualitas uang palsu ditemukan dalam kasus ini terbilang sangat rendah dan mudah diidentifikasi oleh masyarakat dengan metode 3D, yaitu dilihat, diraba, dan diterawang. 

Menurutnya, uang palsu beredar saat ini umumnya menggunakan teknik cetak yang sangat sederhana, seperti inkjet printer dan sablon, sehingga mudah dikenali.

Andi Ibraim tersangka kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar. Foto Kolase: Andi Ibrahim (Istimewa) dan barang bukti uang palsu yang disita Polres Gowa dari UIN Alauddin (Tribun Timur/ Muhammad Abdiwan). (Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin)

"Uang palsu ditemukan dicetak dengan teknik sablon biasa dan tidak memiliki unsur pengaman yang seharusnya ada pada uang asli, seperti benang pengaman, watermark, dan gambar UV. Oleh karena itu, uang palsu tersebut sangat mudah diidentifikasi dengan kasat mata," jelas Marlison.

Baca juga: Penyakit Jantung Kambuh saat Diperiksa, Annar Dikawal 4 Polisi di RS Bhayangkara Makassar

Bank Indonesia juga terus berupaya memperkuat kualitas uang rupiah dengan memperkenalkan desain uang yang lebih canggih dan mudah dikenali, serta meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang ciri keaslian uang Rupiah melalui kampanye Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah.

Marlison Hakim menambahkan bahwa meskipun temuan uang palsu menurun, Bank Indonesia tetap mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan memeriksa keaslian uang melalui metode 3D, tanpa perlu melakukan tindakan dapat merusak uang.

"Jika masyarakat ingin memastikan keaslian uang Rupiah, cukup gunakan metode 3D. Jangan sampai merusak uang dengan cara membelahnya, karena itu bisa berisiko terkena sanksi pidana," tegasnya.

Dalam hal ini, Bank Indonesia juga menghimbau agar masyarakat menggunakan alat bantu seperti lampu ultraviolet (UV) untuk memeriksa uang Rupiah yang berpendar, guna memastikan keasliannya.

"Uang palsu yang ditemukan di bawah lampu UV akan memiliki pendaran yang berbeda dengan uang asli," ungkap Marlison Hakim.

Sementara itu, Marlison menekankan bahwa Bank Indonesia terus bekerja sama dengan seluruh unsur Botasupal, Polri, Kejaksaan, DJBC, dan perbankan untuk mencegah peredaran uang palsu, serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai ciri-ciri uang Rupiah yang sah.

"Selain itu, kami mengimbau masyarakat untuk menjaga uang Rupiah dengan baik, agar tidak mudah rusak. Penerapan 5 Jangan juga penting: Jangan dilipat, Jangan dicoret, Jangan distapler, Jangan diremas, dan Jangan dibasahi," ujar Marlison Hakim. (*)


 

Berita Terkini