Semuanya turun menyusul pemain dan tim pelatih serta seluruh official di ruang ganti.
Pintu ditutup rapat. Bernardo Tavares memberi wejangan. “Pokoknya begitu main lagi, jangan kasi kesempatan, kurung dan serang terus,” teriak Tavares membakar semangat.
Sementara para pemain dan official saling berbisik, “lanjut atau tidak…”
Setengah jam sudah berlalu. Tavares, Renato, Jose, Adilson, dan Yuran sudah gelisah. Tavares mondar-mandir keluar-masuk ruang ganti.
Tiket penerbangan mereka dari Bandara Juanda ke Jakarta boarding pukul 19.30 WIB.
Fajrin sudah merancang perjalanan mereka bersama Interpreter PSM Roy Wanson Siringoringo di Favehotel sejak Senin pagi.
Fajrin sudah minta Irhamsyah Hamid siapkan dua mobil untuk dipakai dari Stadion Brawijaya ke Bandara Juanda.
Beberapa detik kemudian, Asisten Manajer PSM Makassar, Syahrir Nawir Nur, masuk ruangan ganti.
“Teman-teman. Jadi begini, kalau kita tidak lanjutkan pertandingan ini, kita tidak tahu seperti apa status gol kita, kita tidak tahu apakah pertandingan ini akan dibatalkan atau akan dilanjutkan dengan sistem seperti apa, dan kapan dilanjutkan. Jadi kita sepakat dengan Persik untuk dilanjutkan 4 menit dengan posisi 0-1,” jelas Syahrir.
Tak lama berselang seorang pria membuka pintu ruang ganti dan berteriak, “PSM keluar pemanasan. Pokoknya 4 menit. Begitu selesai, PSM langsung keluar lapangan semua.”
Ahmad Amiruddin mengambil alih komando coach didampingi pelatih kiper Muhammad Sabilillahi.
Pelatih asal Lappariaja Bone itu menyemangati Laskar Ayam Jangan dari Timur.
Pukul 18.13 WIB, seluruh pemain dan official keluar. Pelatih dan para asisten pelatih sudah berdiri menghadap lapangan. Yudi Nurcahya sudah pegang bola.
“Pokoknya 4 menit yah,” ujar Yudi Nurcahya ke PSM.
“PSM segera pemanasan,” tegas Yudi.
Pertandingan akhirnya dilanjutkan tanpa Yuran, tanpa Ranato, tanpa Jose, dan tampa Tavares.