TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Tujuh pelaku sindikat uang palsu tiba di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (17/12/2024)
Pantauan di lokasi, para tersangka ini tiba sekira pukul 23.29 Wita.
Ketujuh tersangka ditangkap di Sulawesi Barat (Sulbar) lalu dibawa ke Mapolres Gowa.
Mereka dibawa dengan tiga mobil xenia abu-abu, dan dua innova hitam.
Para tersangka diturunkan dari ketiga mobil tersebut.
Lalu mereka digelandang ke sel tahanan.
Para pelaku hanya tunduk diam saat digelandang masuk ke sel tahanan.
"7 tersangka dibawa dari Sulbar," kata salah seorang petugas kepolisian.
Sebelumnya diberitakan, 15 pelaku sindikat pencetak dan peredaran uang palsu di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) diringkus.
Demikian disampaikan Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak saat ditemui, di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel, Senin (16/12/2024) malam.
AKBP Reonald mengatakan saat ini pihaknya sedang menangani kasus uang palsu.
Adapun 9 tersangka telah di sel tahanan Polres Gowa
Sedangkan 5 pelaku masih dalam perjalanan dari Mamuju dan satu pelaku dalam perjalanan dari Wajo ke Gowa.
Baca juga: Betulkah Uang Palsu di kampus UIN Alauddin Dipakai saat Pilkada? Rudianto Lallo Desak Polisi Usut
Menurutnya, pengungkapan uang palsu ini dari awal Desember 2024.
"Benar saat ini sudah ditingkatkan ke penyidikan. Kami mohon waktu, ini masih kami kembangkan lagi," katanya
Dia menyebut, pihaknya telah menangkap 15 tersangka.
Adapun 9 tersangka telah di sel tahanan Polres Gowa
Sedangkan 5 pelaku masih dalam perjalanan dari Mamuju dan satu pelalu dalam perjalanan Wajo ke Gowa.
"Sudah 15 tersangka ditangkap. Sembilan sudah kami lakukan penahanan, lima dalam perjalanan dar Mamuju, satu perjalanan dari Wajo," jelasnya
Mantan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar ini tak menampik jika pelaku akan bertambah lagi.
"Mungkin masih ada lagi tersangka lanjutanya. Kami minta sabar dulu masih kami kembangkan," jelasnya
Kasus ini terungkap setelah salah seorang pelaku ditangkap di wilayah Kecamatan Pallangga.
Pelaku disebut bertransaksi dengan uang palsu sebesar Rp 500 ribu.
Dari penangkapan pelaku itu, polisi melakukan serangkaian penyelidikan dan pengembangan.
Alhasil polisi mengungkap barang bukti mesin di kampus II UIN Alauddin Makassar Jl HM Yasin Limpo, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel.
Di situ polisi menyita beberapa barang bukti berupa uang dan mesin cetak uang palsu.
"Kami melakukan berdasarkan join Investigation. Penyidikan ini menggunakan teknologi atau scientific Investigation," ucapnya.
Perkara ini terungkap atas tim super gabungan dibentuk.
Dia menyebutkan, dalam tim ini melibatkan labfor, bank BI, BRI, BNI dan bantuan dari rektor UIN Alauddin Makassar
"Ternyata alat dan barang bukti yang kami dapatkan di dalam kampus salah satu universitas ternama di Gowa," jelasnya.
Uang Palsu Beredar Saat Pilkada 2024?
Betulkah uang palsu cetakan pabrik yang ditemukan polisi dari dalam kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), mengalir saat Pilkada serentak 2024?
Pengungkapan kasus oleh Polres Gowa yang menggemparkan publik ini, memunculkan banyak spekulasi di masyarakat.
Tidak hanya diduga beredar di warung-warung, keberadaan uang palsu tersebut bahkan diduga beredar saat hajatan pesta demokrasi yang belum lama ini berlalu.
Dugaan ini bukan tanpa alasan.
Pasalnya, pengungkapan dilakukan Polres Gowa setelah mendapati adanya transaksi sebesar Rp 500 ribu di wilayah Kecamatan Pallangga pada awal Desember ini.
Pengungkapan itu,nsepekan setelah pencoblosan Pilkada serentak, pada 27 November.
Anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo, pun meminta polisi segera mengungkap kasus tersebut secara terang benderang.
Tujuannya, agar spekulasi yang bermunculan tidak semakin meresahkan masyarakat.Sebab, temuan pabrik uang palsu di dalam kampus negeri itu, diduga kuat sudah beredar di masyarakat.
"Makanya kita tidak mau mengandai-andai, kita dorong aja supaya dibongkar pihak kepolisian, termasuk alirannya kemana itu," jelas Rudianto Lallo dikonfirmasi, Selasa (17/12/2024).
Anggota komisi yang membidangi penegakan hukum di DPR RI ini, pun menanti penyelidikan dan penyidikan pasti polisi terkait peredaran uang palsu tersebut mengalir kemana saja.
"Saya tidak mau mengandai andai, harus faktual. Makanya kita dorong bongkar aja uangnya dipakai kemana dan alirannya," tegasnya.
Ia pun kembali menyayangkan, sindikat peredaran uang palsu tersebut diproduksi dalam institusi pendidikan
"Apalagi sudah pabrik pencetak, aduh banyak bangat tuh, kita tergeleng-geleng kepala aja, sangat memalukanlah terjadi di institusi UIN Alauddin pula," sebutnya.
Selain mendesak polisi mengusut aliran uang palsu itu, Rudianto Lallo juga mendesak polisi mengusut dalang atau aktor intelektual dibalik keberadaan mesin pencetak uang palsu di dalam kampus 'almamater hijau' tersebut.
Legislator Nasdem ini menduga, ada sosok aktor intelektual dibalik peredaran uang palsu tersebut.
"Maka itu kita dorong Polri untuk membongkar sindikat ini, jaringan ini. Jangan hanya terbatas pada pelaku pelaku yang tingkat bawah. Perlu intelektual dalangnya itu dibongkar," desaknya.
Siapapun yang terlibat, kembali ditegaskan Rudianto, harus diseret ke meja hijau.
Pasalnya, kasus pabrik uang palsu ini, di mata dia, sangatlah memalukan.
"Siapapun yang terlibat harus di proses secara hukum, dimintai pertanggungjawabannya," tegas Rudianto.
"Apalagi ini, bayangkan institusi pendidikan yang harusnya tempat mencetak insan-insan yang berakhlak mulia, berilmu dan beradab, lalu kemudian ada skandal besar seperti ini, sangat memalukan," keluhnya.
Olehnya itu, kata dia, Polri tidak boleh setengah-setengah dalam membongkar kasus ini.
"Harus sampai ke akar akarnya harus total. Prosesnya pasti panjang, apalagi ini sudah beredar di masyarakat, merugikan," bebernya.(*)